Epic Games dan Activision Blizzard, mengumumkan bahwa mereka berhenti menjual game di Rusia. Hal tersebut buntut invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
"Kami akan terus mencari cara untuk mendukung rakyat Ukraina. Kami melakukan segala yang mungkin untuk membantu karyawan, dan keluarga mereka, yang terkena dampak langsung dari tragedi ini," tulis Daniel Alegre, President dan COO Activision Blizzard, dikutip detikINET dari pernyataan resmi di situs mereka, Selasa (8/3/2022).
Alegre juga mengungkapkan, pihaknya telah mengumpulkan dana lebih dari USD 300 ribu atau sekitar Rp 4,3 miliar, dalam upaya membantu Ukraina. Bahkan pekan ini direncanakan, akan menambah dana bantuan mulai dari USD 1.000 hingga USD 10 ribu atau sekitar Rp 14 juta - Rp 144 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah ini pun diikuti oleh Epic Games, di mana mereka mengutarakan bahwa penjualan game di Rusia dihentikan. Hanya saja, mereka tidak memblokir akses gamer Rusia untuk bisa menyambangi store.
"Epic menghentikan perdagangan game dengan Rusia, ini sebagai tanggapan kami atas invasinya ke Ukraina. Kami tidak memblokir akses untuk alasan yang sama, dengan alat komunikasi lainnya tetap online. Dunia bebas harus menjaga semua jalur dialog tetap terbuka," tulis Epic.
Keduanya masuk ke dalam daftar perusahaan game, yang memutuskan tali bisnis mereka di Rusia. Diketahui sebelumnya Electronic Arts (EA), telah memutuskan untuk menghapus tim Rusia dari game garapan mereka, yakni FIFA 22 dan NHL 22. Termasuk berhenti jualan di negara tersebut.
"Sejalan dengan mitra kami dengan FIFA dan UEFA, EA Sports telah memulai proses penghapusan tim nasional dan semua klub Rusia dari semua produk EA Sports, termasuk FIFA 22, FIFA Mobile dan FIFA Online. Kami juga secara aktif, mengevaluasi perubahan terkait itu ke area lainnya," tulis EA.
Dihilangkannya tim Rusia di NHL 22, sejalan dengan sanksi dari International Ice Hockey Federation (IIHF). Terkait larangan negara tersebut di segala kompetisi yang digelar oleh federasi.
(hps/fay)