Asosiasi Game Indonesia (AGI) berkomitmen memberikan banyak dukungan untuk perkembangan Industri Game di Indonesia. Kira-kira apa saja yang sudah mereka lakukan ya?
Pada salah satu kesempatan, tim detikINET menghubungi Cipto Adiguno, Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia periode 2019-2024. Dia menyampaikan bahwa setelah banyak asosiasi yang bermunculan, AGI kini berfokus pada pengembangan dan publishing video game.
Ditanya perihal hal apa saja yang telah AGI lakukan untuk industri game di Indonesia, Cipto menjawab dengan memberikan beberapa list hasil kerja dari organisasi ini. Berikut bentuk dukungan nyata yang telah dilakukan oleh Asosiasi Game Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Membangun Indonesia Game Rating System (IGRS) bersama Kominfo untuk standardisasi umur produk game (bila menggunakan standar luar negeri. Beberapa isu seperti LGBT dan agama berbeda dengan ekspektasi masyarakat Indonesia).
- Mengadakan program Archipelageek bersama Kemenparekraf untuk membawa delegasi Indonesia membangun relasi bisnis di luar negeri.
- Mengadakan acara tahunan Game Prime bersama Kemenparekraf untuk sosialisasi game pada masyarakat.
- AGI juga aktif membangun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dengan Kemenkominfo dan Kemenperin. Lalu menginformasi berbagai pihak seperti Dirjen Pajak, Bea Cukai, perbankan, dan lain-lain mengenai industri game.
Asosiasi Game Indonesia sendiri dibentuk sejak tahun 2013 oleh enam orang yang memang mengerti akan industri game. Mereka adalah Andy Suryanto dari LYTO, Eva Muliawati dari Megaxus, Gede Mahartapa dari GudangVoucher, Arief Widhiyasa dari Agate, Kris Antoni dari Toge Productions dan Jun Long dari Jotter Productions.
Sedangkan Cipto baru resmi bergabung pada tahun 2017. Lalu dia ditunjuk sebagai Ketua Umum AGI pada tahun 2019 hingga 2024.
"Ketua umum dan wakil ketua umum dipilih melalui pemilihan umum berkala. Sejauh ini sudah ada dua pemilihan pada tahun 2016, Narena Wicaksono dari Dicoding dan periode saat ini saya," kata Cipto.
(hps/fay)