Popularitas esports yang terus meningkat di tengah pandemi memang merupakan kabar baik bagi industri ini. Antusiasme para pemain ditambah penonton yang selalu setia mengikuti jalannya pertandingan dan tim kesayangan mereka menjadi warna tersendiri bagi industri ini. Namun, bayang-bayang masalah kesehatan masih terus mengintai para pemainnya yang, jika tak berhati-hati, bisa berakibat fatal bagi masa depannya.
Menjadi pro player memang tidak mudah. Jam latihan yang panjang dan keharusan untuk terus menatap layar adalah sedikit dari masalah yang mungkin terlihat di permukaan. Di bawah ini kami sajikan masalah kesehatan yang mengintai pro player dan patut diwaspadai.
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Sindrom lorong karpal mungkin terdengar tak asing bagi para pekerja yang sehari-hari melakukan kegiatan yang sama seperti mengetik atau mengeklik mouse. Kegiatan berulang atau repetisi ini bisa menyebabkan sensasi kesemutan, mati rasa, hingga nyeri karena saraf yang terjepit. Nah, sindrom ini ternyata juga bisa diderita oleh pro player yang sehari-hari memiliki jam latihan yang panjang dan terus mengulangi gerakan yang sama saat berlatih dan bermain game.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala ini memang kelihatan sepele. Tapi, kalau ketika gejala muncul dan repetisi dilakukan di sekitar lengan dan jari, seorang pro player esports bisa mengalami cedera lengan karena otot-otot di tangan terus terasa nyeri ketika bergerak hingga jari yang tidak bisa lagi menggenggam karena kehilangan kekuatan.
Burnout, depresi, hingga gangguan kecemasan
Burnout mungkin bukan hal baru bagi para pekerja yang bekerja tanpa henti dengan beban kerja yang berat. Namun, burnout juga bisa dialami para pro player kalau tidak berhati-hati. Burnout ini memang bukan penyakit fisik, melainkan penyakit mental. Meski begitu, kesehatan juga perlu diperhatikan karena jadwal latihan yang panjang dan berat bisa jadi pemicu stres dan depresi. Belum lagi, keharusan untuk menjadi pemenang juga bisa jadi beban dan menimbulkan gangguan kecemasan yang berlebihan.
Mental yang sehat sangat diperlukan oleh pro player karena mereka harus fokus bertanding dan menjalankan strategi yang sudah dilatih sebelumnya. Karena itu, penting untuk mengambil jeda sejenak di tengah jadwal yang padat dan menjalankan hal lain selain bermain game.
Kurang Gizi
Meski saat ini nasib pro player esports bisa dibilang sudah lebih makmur, masalah kurang gizi tetap bisa mengintai mereka. Sebabnya, tak banyak dari mereka yang memperhatikan nutrisi dari makanan yang mereka makan. Terbiasa makan junk food dan fast food juga rentan membuat pro player mengalami obesitas. Hasilnya, penyakit semacam diabetes hingga kolesterol sudah membayangi mereka karena mengonsumsi makanan yang tak bergizi dan kurang olahraga.
Halaman selanjutnya: mata rabun dan pneumotoraks...
Mata Rabun
![]() |
Dr Hallie Zwibel, direktur kedokteran olahraga di New York Institute of Technology College of Osteopathic Medicine yang juga menjadi pengawas di NYIT's Center for eSports Medicine, merilis hasil penelitiannya dalam The Journal of the American Osteopathic Association. Dalam penelitian tersebut, dia menyatakan bahwa ada 56% atlet esports yang mengalami mata lelah, 42% melaporkan nyeri leher dan punggung, 36% nyeri pergelangan tangan, dan 32% nyeri tangan. Berdasarkan data tersebut, masalah kesehatan mata menjadi yang paling banyak dialami atlet esports, paling tidak di Amerika Serikat.
Evgenii "Blizzy" Ri, pemain DotA 2 dari tim Natus Vincere (NAVI), mengaku kini penglihatannya memburuk. Dalam wawancara dengan Channel News Asia, dia mengaku awalnya tak khawatir. Namun, kini dia tidak bisa melihat dengan jelas. Sebagai pro player, melihat layar komputer atau handphone adalah kegiatan yang lumrah dan bisa berlangsung intens selama 3-10 jam per hari. Karena itu, penting untuk melatih gerakan mata sesekali di tengah latihan dan melepaskan pandangan dari layar sementara waktu.
Baca juga: Laga Terlama dan Tercepat di MPL ID Season 6 |
Pneumotoraks
Ini memang jarang terjadi, tapi sangat mungkin disebabkan oleh posisi duduk yang salah dan gaya hidup yang tak sehat. Bukan rahasia lagi bahwa banyak gamers yang tak memperhatikan posisi duduk mereka saat serius bermain. Mereka menjadi bungkuk dan kurang bergerak. Ditambah lagi, kondisi ini berlangsung secara terus menerus.
Dilansir dari Channel News Asia, Roman Dvoryankin, manajer umum Virtus.pro, mengatakan bahwa banyak gamer yang kurang menghargai betapa pentingnya makan dengan baik, berolahraga, dan duduk dengan benar saat bermain.
"Semua tim pro berusaha mendidik para pemain untuk istirahat, berolahraga, melakukan peregangan dengan benar," katanya.
Peregangan, olahraga dan istirahat yang cukup memang sering kali dilupakan oleh para gamer, termasuk pro player. Karena itu, penting untuk selalu menjaga kondisi tubuh dengan berolahraga setiap hari.
*Artikel ini merupakan kerja sama antara detikINET dengan Team RRQ.