Nvidia tengah berada di puncak, di mana kapitalisasi pasarnya melampaui USD 3 triliun, mengalahkan Apple dan Microsoft. Booming AI membuat chip Nvidia laris manis. Jensen Huang selaku pendiri dan CEO pun kaya raya, hartanya tembus USD 119 miliar atau di kisaran Rp 1.900 triliun.
Namun bukan berarti segala pencapaian itu membuat Huang tenang. Bahkan belum lama ini, dikutip detikINET dari Insider, dia mengatakan masih khawatir bahwa perusahaannya suatu hari nanti akan gagal.
Saat KTT DealBook New York Times akhir tahun 2023, Huang mengatakan tidak dapat menghilangkan perasaan perusahaannya mungkin tak dapat terus bertahan, mengingat tantangan yang telah dilalui Nvidia di masa lalu. Perusahaan ini memang hampir bangkrut pada pertengahan tahun 1990-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir ketika Anda membangun sebuah perusahaan dari awal, dan Anda mengalami kesulitan yang nyata, dan Anda benar-benar mengalami hampir gulung tikar beberapa kali, perasaan itu tetap ada pada Anda," kata Huang.
Ketakutan akan kehancuran kerajaan chipnya adalah perasaan yang dia hadapi tiap pagi ketika dia bangun. "Saya tidak bangun dengan rasa bangga dan percaya diri. Saya bangun dengan rasa khawatir dan prihatin," ujar Huang yang dibalas dengan tawa sopan oleh penonton.
Huang mungkin khawatir dengan persaingan yang dihadapi Nvidia dari perusahaan semikonduktor lain, juga risiko kegagalan perusahaannnya. Namun di sisi lain, kesulitan juga justru bisa menjadi pemicu semangat baginya.
"Saya pikir saat menghadapi kesulitan, Anda lebih fokus. Dan ketika Anda lebih fokus, Anda bisa tampil lebih baik Saya suka hidup dalam keadaan di mana kita akan binasa, jadi saya menikmati kondisi itu. Saya melakukan pekerjaan terbaik saya dalam kondisi itu," paparnya.
Pekerja keras
Huang memang dikenal sebagai pekerja keras. Bahkan saat tidak bekerja pun, dia mengakui tetap berpikir mengenai pekerjaan.
"Saya bekerja dari saat saya bangun hingga saat saya pergi tidur, dan saya bekerja tujuh hari seminggu. Saat saya tidak bekerja, saya berpikir untuk bekerja. Dan saat saya bekerja, saya bekerja," katanya.
Berbagi rutinitas hariannya, Huang bangun jam 5 pagi tapi memilih membaca di tempat tidur sampai jam 6 karena tak ingin mengganggu anjingnya. "Saya biasanya bangun jam 5 pagi, tapi sekarang, saya bangun jam 6 pagi karena anjing saya. Saya tak keberatan membangunkan siapa pun, tapi saya merasa bersalah ketika anak-anak anjing itu bangun," ujarnya.
Dia mengatakan pula bahwa beberapa orang berpikir pekerjaan terbaik adalah pekerjaan yang memberi kebahagiaan sepanjang waktu. Namun dia tidak setuju dengan hal tersebut.
"Ketika Anda ingin membangun sesuatu yang hebat, itu tidak mudah untuk dilakukan dan ketika Anda melakukan sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan, Anda tidak selalu menikmatinya. Saya tidak menyukai pekerjaan saya setiap hari, tidak setiap hari memberi kegembiraan. Kegembiraan juga tidak harus menjadi definisi hari yang baik. Tapi saya mencintai perusahaan ini setiap detiknya," katanya.
(fyk/fay)