Jumlah pengguna internet Indonesia di awal 2024 mencapai mencapai 221.563.479 jiwa. Artinya, 79,5% dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia sudah terkoneksi dunia maya. Sayangnya, kalau dilihat secara menyeluruh, akses internet tersebut belum merata.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengatakan berdasarkan pulau, maka Pulau Jawa memiliki penetrasi internet paling besar hingga 83,64%. Disusul Pulau Kalimantan 77,42%, Pulau Sumatera 77,34%, Pulau Bali dan Nusa Tenggara 71,80%, Pulau Maluku dan Papua 69,91%, dan Pulau Sulawesi 68,35%.
"Tentunya Pulau Jawa memiliki penetrasi paling besar 83,64% dengan kontribusi secara nasional 57,82%. Jadi, 50% lebih pengguna internet Indonesia berada di Pulau Jawa, ya karena kita tahu secara infrastruktur fiber optik dan lainnya di Pulau Jawa masih paling matang," ujar Ketua Umum APJII Muhammad Arif di Kantor APJII, Jakarta, Rabu (31/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arif menuturkan dari data tersebut terlihat pulau-pulau dengan populasi lebih besar dan infrastruktur telekomunikasi yang lebih maju cenderung memiliki tingkat penetrasi yang lebih tinggi.
"Untuk meningkatkan penetrasi di Maluku dan Papua rekomendasi, termasuk peningkatan infrastruktur, program subdisi internet, dan inisiatif pendidikan digital untuk mengatasi tantangan geografis yang unik di daerah-daerah tersebut, khususnya di daerah timur Indonesia," kata Arif.
![]() |
Dari hasil survei penetrasi internet Indonesia 2024, APJII menemukan tingkat penetrasi di daerah urban masih paling tinggi sebesar 82,2% dengan kontribusi 69,5%. Sedangkan, daerah rural tingkat penetrasinya 74% dengan kontribusi 30,5%.
Terkait hal tersebut, APJII memberikan sejumlah rekomendasi agar pemerataan akses internet di Indonesia bisa tercapai, khususnya di daerah rural, seperti investasi telekomunikasi, program pelatihan digital, dan insentif untuk penyedia layanan internet agar memperluas jangkau layanan mereka ke daerah-daerah.
"Jadi, kita berharap ke depan daerah rural pengguna internet semakin tinggi, sehingga pemerataan akses tetap menjadi prioritas," kata Arif.
Dalam melakukan survei pengguna internet Indonesia ini, APJII menggaet konsultan Indekstat dengan metode survei wawancara tatap muka yang melibatkan 8.720 responden 38 provinsi Indonesia. Adapun, survei ini dilakukan sejak 18 Desember 2023 sampai 19 Januari 2024.
Adapun, metode penentuan sampel menggunakan metode multistage random sampling, margin of error 1,1% dan relative standard error 0,43%.
(agt/fay)