Rusia dilaporkan membuat perangkat drone khusus, untuk menghindari sistem deteksi Ukraina. RIA Novosti, kantor berita yang dikendalikan Kremlin menyebut Rusia mengembangkan drone mini yang dapat dibawa dan dilepaskan dari jet tempur Sukhoi Su-57 generasi kelima.
Menurut sumber, seperti dikutip detikINET dari Newsweek, desain kendaraan udara tak berawak (UAV) ini akan memungkinkan Rusia menghindari sistem pertahanan anti-drone Ukraina yang cukup ampuh.
Sepanjang perang dengan Rusia, para pejabat Ukraina mengklaim militer mereka memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam menembak jatuh drone Rusia dengan artileri pertahanan mereka.
Rusia pun meningkatkan pengembangan serta produksi UAV mereka sendiri dengan kemampuan baru. Salah satu modifikasi kabarnya adalah pembuatan drone Shahed rancangan Iran dari serat karbon, yang dapat menyerap sinyal radar lebih baik untuk mengelabui pertahanan udara.
Adapun drone mini baru yang dirancang untuk Su-57 dapat dibawa pada jet berkecepatan tinggi itu. Setiap jet tempur dapat meluncurkan beberapa drone sekaligus dan personel di dalam jet dapat mengendalikannya. Drone ini dirancang untuk serangan serta pengintaian dan peperangan elektronik.
Rencana pembuatan drone mini untuk Su-57 sudah dimulai pada tahun 2021. Menanggapi kabar ini, Guy McCardle, redaktur pelaksana Special Operations Forces Report (SOFREP), mengatakan ketika pertama kali membaca tentang drone mini Rusia, dia menilainya seperti propaganda mirip Star Wars.
"Su-57 mampu terbang hingga kecepatan Mach 2. Melepaskan drone dengan kecepatan tinggi akan menghancurkannya (drone mini) karena turbulensi," katanya.
Namun ternyata, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), badan penelitian di Departemen Pertahanan AS, sebelumnya mengerjakan proyek serupa. Pada tahun 2020, DARPA meluncurkan drone X-61A Gremlin dari pesawat angkut militer di tengah penerbangan dan memantaunya selama satu jam 41 menit.
McCardle menambahkan para pejabat militer AS di tahun 2017 juga mengumumkan telah melepaskan 103 drone Perdix dari pesawat F/A-18 Super Hornet. Drone itu bisa berkomunikasi satu sama lain dan berkumpul dalam misi pengawasan.
"Dengan pengetahuan tersebut, saya sekarang menganggap klaim Rusia ini sepenuhnya masuk akal," kata McCardle.
Simak Video "Video: Detik-detik Rudal Rusia Hantam Jantung Kota Sumy Ukraina"
(fyk/rns)