Brutalnya Teknologi AI Israel, Serang Gaza Tanpa Pandang Bulu
Hide Ads

Brutalnya Teknologi AI Israel, Serang Gaza Tanpa Pandang Bulu

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 04 Des 2023 10:39 WIB
A man reacts as Palestinians search for casualties a day after Israeli strikes on houses in Jabalia refugee camp in the northern Gaza Strip, November 1, 2023. REUTERS/Mohammed Al-Masri
     TPX IMAGES OF THE DAY
Pemboman brutal Israel ke Gaza terus berlangsung. Foto: REUTERS/STRINGER
Jakarta -

Serangan gencar Israel ke Gaza, dengan bombardir ke segala arah dan mengakibatkan belasan ribu korban tewas, ternyata didukung oleh teknologi AI atau kecerdasan buatan. Parahnya, sistem itu dilaporkan tidak pandang bulu dalam menentukan target.

Dalam penyelidikan bersama, media Israel +972 Magazine dan Local Call melakukan wawancara dengan beberapa mantan pejabat intelijen Israel dan mengungkapkan bahwa saat ini, tentara Israel mulai lebih longgar dalam membatasi sasaran sipil.

Aturan yang dilonggarkan, digabungkan dengan penggunaan sistem AI bernama Habsora, dapat menghasilkan target dengan kecepatan lebih tinggi dari sebelumnya. Tak heran jika menurut seorang mantan perwira intelijen, hal itu disebut sebagai "pabrik pembunuhan massal".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pejabat mengakui kepada media tersebut bahwa rumah anggota Hamas dan faksi bersenjata Palestina lain yang berpangkat lebih rendah sengaja dijadikan sasaran, tak peduli jika itu berarti membunuh semua orang di dalam suatu bangunan. Salah satu kasus menunjukkan intelijen tentara Israel menyetujui pembunuhan ratusan warga Palestina untuk membunuh satu anggota Hamas.

"Ini adalah pertama kalinya mereka berbicara tentang bagaimana warga sipil menjadi sasaran dalam skala besar hanya karena menyerang satu sasaran militer berdasarkan teknologi AI," kata Anwar Mhajne, profesor ilmu politik di Stonehill College,di Massachusetts kepada Middle East Eye yang dikutip detikINET.

Saat membahas sistem Habsora, salah satu sumber mengatakan fokusnya adalah kuantitas, bukan kualitas. Mereka menambahkan, meskipun mata manusia akan meninjau target sebelum setiap serangan, tak banyak waktu untuk melakukannya.

ADVERTISEMENT

"Jika Anda mengobarkan perang pada skala seperti yang Anda lakukan saat ini di Gaza, seberapa banyak yang bisa Anda review (sebelum serangan)?" tanya Anwar. Dengan kata lain, review target mungkin hanya asal saja. Begitu AI sudah menentukan target, serangan pun dilakukan.

Seorang pakar Israel dalam penggunaan AI untuk militer, yang berbicara secara anonim, mengatakan bahwa melakukan peninjauan manusia terhadap setiap target yang dihasilkan AI di Gaza sama sekali tidak mungkin dilakukan.

Dia menambahkan bahwa algoritma AI israel tersebut tidak menjelaskan bagaimana mencapai kesimpulan tentang suatu target layak diserang, sehingga sulit untuk memeriksa validitas hasil serangan.

Israel Defence Forces sebelumnya menyebut jika melalui ekstraksi intelijen yang cepat dan otomatis, sistem AI menghasilkan rekomendasi penargetan ke periset untuk mencocokkannya dengan identifikasi yang dilakukan oleh orang. Setelah itu, serangan dilakukan.

Berbagai sumber yang mengetahui proses penargetan IDF mengemukakan jika sistem tersebut digunakan menghasilkan rekomendasi otomatis untuk menyerang sasaran, seperti rumah pribadi individu yang dicurigai sebagai anggota Hamas.

Dalam beberapa tahun terakhir, divisi penargetan yang kabarnya dibentuk tahun 2019, membangun database yang menurut sumber menyebutkan terdapat antara 30.000 hingga 40.000 sasaran pejuang Hamas. Sistem ini memainkan peran penting dalam menyusun daftar individu yang diizinkan untuk diserang.




(fyk/rns)
Berita Terkait