Viral Kakek Penjual Tisu Tak Punya Kewarganegaraan, Netizen Iba
Hide Ads

Viral Kakek Penjual Tisu Tak Punya Kewarganegaraan, Netizen Iba

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 01 Des 2023 12:20 WIB
Kakek tanpa kewarganegaraan di Singapura
Foto: 8Worldnews
Singapura -

Kakek-kakek ini terlihat kasihan, sehari-hari dia berjualan tisu di stasiun MRT Paya Lebar di Singapura. Rupanya ia tak punya kewarganegaraan dan membuat netizen jadi iba. Bagaimana kisahnya?

Jadi Goh Thai Peng yang berusia 76 tahun ini, lahir di Malaysia dan telah tinggal di Singapura lebih dari 70 tahun. Kartu izin khusus Goh Thai Peng menyatakan dia "tidak memiliki kewarganegaraan".

Sebatang kara, dia menjual tisu di luar stasiun MRT selama satu dekade terakhir. Dikutip detikINET dari Asia One, Goh biasanya mendapat antara 10 sampai 30 dolar Singapura per hari, tapi kadang tak menghasilkan satu sen pun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bekerja hari ke hari menunggu mati," katanya. Lahir di Perak, Goh pindah ke Singapura bersama orang tua saat berusia lima tahun dan sering bepergian antara Singapura dan Malaysia. Namun otoritas Malaysia mencabut paspornya ketika dia berusia 25 tahun, tanpa memberi alasan.

"Saat saya berumur 13 tahun, saya coba mengajukan permohonan kewarganegaraan Singapura, tapi ditolak karena tidak bisa berbahasa Inggris atau Melayu," katanya.

ADVERTISEMENT

Setelah orang tuanya meninggal, dia kehilangan kontak dengan saudara dan anak-anaknya. "Salah satu anak saya tinggal di luar negeri, sementara yang lain meminta 20.000 dolar dari saya. Saya menjual kertas tisu, darimana saya bisa mendapat uang sebanyak itu?" katanya tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

Meski pihak berwenang memberinya bantuan keuangan 410 dolar per bulan, 350-nya digunakan menyewa sebuah kamar. Ada juga tagihan medis setelah ia terjatuh baru-baru ini, membuatnya tidak bisa berjalan dengan baik dan hanya bisa melihat dengan satu mata.

"Saya tidak berani makan terlalu banyak," katanya, menambahkan bahwa dia hanya makan sekali sehari. "Jika lebih banyak orang yang membeli tisu, maka saya dapat membelanjakannya untuk makanan dan pengeluaran sehari-hari lain."

Meski menganggap Singapura rumah, ia merindukan kampung halamannya di Malaysia dan ingin ke sana suatu hari nanti. "Sudah 70 tahun. Semua orang di kampung halaman saya pasti sudah meninggal, saya tidak tahu apa yang tersisa di sana," imbuhnya.

Netizen pun iba padanya. "Sedih melihat dan mendengar paman tua ini terus khawatir mengenai makanan, rumah dan kesehatan. Semoga lebih banyak yang bisa menolongnya," tulis sebuah komentar. "Aku akan ke sana setiap minggu dan menolongnya sebisaku," tulis yang lain.

Pada Februari 2021, Menteri Dalam Negeri dan Hukum K Shanmugam mengatakan terdapat 1.109 orang tanpa kewarganegaraan di Singapura di November 2020.




(fyk/ask)