Gen Z Lebih Rentan Penipuan Online Ketimbang Generasi Boomer
Hide Ads

Gen Z Lebih Rentan Penipuan Online Ketimbang Generasi Boomer

Khalisa Fitri - detikInet
Selasa, 14 Nov 2023 22:35 WIB
Hacker in hoodie dark theme Hacker in a blue hoody standing in front of a coding background with binary streams and information security terms cybersecurity concept
Foto: Getty Images/sarayut Thaneerat
Jakarta -

Lahir di era dunia digital, Gen Z menjadi generasi yang lebih rentan untuk jatuh ke tangan penipuan online, bila dibandingkan dengan kakek nenek mereka dari generasi boomer.

Lahir di antara akhir tahun 1990 dan awal 2010-an, membuat generasi muda semakin tidak aman berada di dunia digital. Merujuk laporan FBI yang dikutip dari New York Post, Selasa (14/11/2023), ada 2.000 persen peningkatan kerugian atas penipuan yang menimpa anak berusia di bawah 20 tahun. Jumlah kerugiannya meningkat dari USD 8,2 juta (Rp 128,8 miliar) di tahun 2017 menjadi USD 210 juta (Rp 3,3 triliun) di tahun 2022.

Pengguna setia digital dari Gen Z memang dikatakan menjadi mangsa yang mudah ditangkap oleh penipu jahat, yang memanfaatkan kecintaan anak muda atas media sosial dan belanja online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Kejaksaan Michigan, para anak muda ini dibombardir dengan pengelabuan email dan iklan dari situs web palsu yang menarget kesukaan dan hasrat mereka.

Laporan tahun 2022 dari National Cybersecurity Alliance mengatakan bahwa penipu online ini juga kerap kali memangsa untuk mencuri identitas, termasuk peretasan dan penipuan asmara. Bahkan Kejaksaan Michigan memperingatkan anak muda untuk berhati-hati dengan penipuan tawaran kerja dan janji karir yang maju bila pelamar membayar untuk sebuah pelatihan atau peralatan wajib.

ADVERTISEMENT

Pengamanan online juga penting bagi gen Z. Pasalnya, generasi ini jarang menggunakan otentikasi dua faktor di aplikasi-aplikasi yang mereka gunakan.

*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(fyk/fay)