Pria Ini Kirim 5.000 Lamaran Kerja Sekaligus Pakai AI, Mau Ditiru?
Hide Ads

Pria Ini Kirim 5.000 Lamaran Kerja Sekaligus Pakai AI, Mau Ditiru?

Khalisha Fitri - detikInet
Rabu, 15 Nov 2023 08:47 WIB
Id be lost without my cellphone
Pria Ini Kirim 5.000 Lamaran Kerja Sekaligus Pakai AI (Foto: Getty Images/Marco VDM)
Jakarta -

Untuk beberapa orang, melamar pekerjaan selalu menjadi hal yang membuat frustasi, sedangkan perusahaan yang selalu dibanjiri lamaran online membuat proses seleksinya semakin rumit.

Contohnya Julian Joseph, insinyur perangkat lunak yang lagi menganggur, yang menurut laporan berhasil mendapatkan pekerjaan menggunakan teknologi Artificial Intelligence. Teknologi ini bernama LazyApply, di mana pengguna bisa melamar ke lebih dari seribu perusahaan hanya dalam satu klik.

Joseph menggunakan alat ini untuk melamar di 5.000 perusahaan berbeda. Hebatnya, ia berhasil diterima wawancara di 20 perusahaan. Kedengarannya banyak bukan? Tapi bila dihitung persentasenya, maka hanya setengah persen keberhasilan yang dapat dicapai oleh alat ini. Tak berbeda dengan saat menggunakan cara lama, dimana Julian melamar secara manual.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di lain sisi, sebenarnya kehadiran AI di tengah proses lamaran kerja ini merupakan tanda bahwa ada yang salah dengan sistem kita.

"Fakta bahwa alat ini ada menunjukkan ada sesuatu yang rusak dalam prosesnya," ujar Joseph seperti dikutip detikINET dari The Byte, Rabu (15/11/2023).

ADVERTISEMENT

Sebabnya, dengan melamar menggunakan LazyApply, kita seperti menenggelamkan para pelamar yang melamar pekerjaan dengan hati-hati menggunakan tangan. Namun begitu, melamar secara manual pada satu per satu perusahaan bisa membuat tangan pegal-pegal, apalagi biasanya isi formulir yang diminta tidak jauh beda dengan perusahaan lain, hal ini membuat prosesnya menjadi membosankan.

Yang lebih buruk lagi, sebenarnya tak sedikit perusahaan yang menggunakan teknologi AI untuk mempermudah penyaringan lamaran kerja. Ini membuat proses rekrut dan lamar menjadi semakin tidak terkontrol. Dengan kata lain, ini seperti interaksi antar AI, bukan perusahaan dan pelamar.

Sementara itu, para perekrut setuju bahwa pendekatan yang menggunakan bantuan AI masih jauh dari kata ideal, ini tidak termasuk melamar lewat orang dalam.

Tapi Joseph, berhasil menerima tawaran pekerjaan kontrak melalui LazyApply, juga melakukan wawancara penting di Apple dan Gedung Putih menggunakan bantuan koneksi, bukan pakai AI.

*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(fay/fay)