Ada Kata Teroris di Profil Pengguna Palestina, Instagram Minta Maaf
Hide Ads

Ada Kata Teroris di Profil Pengguna Palestina, Instagram Minta Maaf

Josina - detikInet
Minggu, 22 Okt 2023 07:30 WIB
LONDON, ENGLAND - AUGUST 03:  The Instagram logo is displayed within the opened app on an iPhone on August 3, 2016 in London, England.  (Photo by Carl Court/Getty Images)
Foto: Carl Court/Getty Images
Jakarta -

Meta telah melakukan perminta maaf karena memasukkan kata teroris ke dalam bio profil milik beberapa pengguna Palestina di Instagram

Berdasarkan informasi The Guardian, kata teroris tersebut muncul di akun pengguna yang memiliki kata 'Palestinian' yang ditulis dalam bahasa Inggris di profil mereka bersamaan dengan emoji bendera Palestina serta tulisan 'Alhamdulillah' dalam Bahasa Arab.

Namun yang menjadi masalah ketika mengklik 'lihat terjemahan', terjemahan dari bahasa Arab tersebut ke dalam bahasa Inggris bertuliskan "Praise be to God, Palestinian terrorists are fighting for their freedom" yang diartikan "Segala puji bagi Tuhan, teroris Palestina berjuang untuk kebebasan mereka".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalimat tersebut pun menjadi perhatian pengguna TikTok @ytkingkhan, ia menggungah video yang menguji sendiri terjemahan tersebut di akun Instagramnya. Demikian video itupun viral di dunia maya.

Meta pun mengeluarkan permintaan maaf karena telah menambahkan kata teroris pada biodata beberapa pengguna Instagram Palestina.

ADVERTISEMENT

Meta beralasan terjadi masalah yang menyebabkan terjemahan bahasa Arab yang tidak tepat di beberapa postingan di Instagram.

"Kami dengan tulus meminta maaf karena hal ini terjadi," kata juru bicara Meta kepada The Guardian sebagaimana dikutip detikINET dari NDTV, Sabtu (21/10).

Sebelumnya, Meta dituduh telah menekan konten yang menyuarakan dukungan untuk warga Palestina di tengah konflik Israel dan Hamas.

Bahkan menurut BBC, beberapa pengguna Instagram mengatakan akun mereka diblokir ole Instagram karena menggunggah postingan yang pro-Palestina.

Mereka juga menuduh perusahaan media sosial tersebut membatasi konten mereka, yang berarti konten tersebut kecil kemungkinannya untuk muncul di feed orang lain.

Di sisi lain, Meta mengatakan bahwa mereka telah memperkenalkan beberapa langkah sejak perang Israel-Hamas dimulai untuk mengatasi lonjakan konten berbahaya dan berpotensi berbahaya yang menyebar di platformnya.

Dalam sebuah posting blog pada hari Rabu, Meta menyatakan bahwa tidak ada kebenaran pada saran bahwa kami dengan sengaja menekan suara (siapa pun).

Meta mengatakan bahwa meskipun konten yang memuji Hamas atau konten kekerasan dilarang, kesalahan bisa dapat terjadi dalam menyensor konten lain dan pengguna harus mengajukan banding.




(jsn/jsn)