Elon Musk sepertinya masih terobsesi dengan jumlah akun bot di Twitter. Kali ini, Musk menuduh Twitter melakukan penipuan karena menyembunyikan jumlah akun bot di platform-nya yang sebenarnya.
Dalam dokumen hukum, tim Musk mengklaim bahwa 10% dari total pengguna aktif harian Twitter yang melihat iklan adalah akun palsu. Sementara Twitter mengklaim jumlah akun bot di platform-nya kurang dari 5%.
Tim Musk mengatakan persentase akun bot yang lebih besar dari klaim Twitter tersebut didapatkan menggunakan tool bernama Botometer. Ini adalah algoritma machine learning yang dirancang oleh University of Indiana untuk mengecek aktivitas akun Twitter dan memberikan skor berdasarkan seberapa besar kemungkinan mereka merupakan bot.
Pengacara Musk mengatakan Twitter sengaja menyembunyikan masalah bot-nya agar Musk setuju untuk membeli perusahaan media sosial tersebut dengan harga yang lebih mahal.
"Twitter salah menghitung jumlah akun palsu dan spam di platform-nya, sebagai bagian dari skema untuk menyesatkan investor tentang prospek perusahaan," kata tim Musk, seperti dikutip dari Engadget, Jumat (5/8/2022).
"Pengungkapan Twitter perlahan-lahan terkuak, dengan Twitter secara panik menutup gerbang informasi dalam upaya putus asa untuk mencegah pihak Musk mengungkap penipuannya," sambungnya.
Twitter juga membalas tudingan Musk dengan menyebut klaimnya tidak akurat secara faktual, tidak mencukupi secara hukum, dan tidak relevan secara komersial.
Pengacara Twitter juga mengatakan bahwa Twitter dan Botometer menggunakan standar yang berbeda untuk menentukan kemungkinan sebuah akun sebagai bot. Menariknya, Botometer belum lama ini menggolongkan akun Twitter Musk sebagai bot.
Baca juga: Elon Musk Diam-diam Gugat Balik Twitter |
Drama antara Elon Musk dan Twitter sendiri masih terus berlanjut. Mulai dari Musk mengumumkan akan membeli Twitter senilai USD 44 miliar, sampai kemudian Musk membatalkan akuisisi karena meragukan klaim Twitter soal akun bot di platform-nya.
Twitter kemudian menggugat Musk karena membatalkan akuisisi tersebut. Keduanya akan beradu di pengadilan pada bulan Oktober 2022 mendatang.
Simak Video "Elon Musk Ternyata Masih Tak Menyangka Telah Membeli Twitter"
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/fay)