Beberapa pejabat Rusia mengeluarkan ancaman memakai senjata nuklir tak hanya ke Ukraina, namun juga menyasar negara NATO. Bahkan rudal teknologi etrbaru seperti Sarmat yang berhulu ledak nuklir disebut akan dikerahkan. Apakah gertakan ini akan jadi kenyataan?
Andrey Kelin, Duta Besar Rusia yang berada di Inggris mengungkapkan bahwa negaranya tidak akan menggunakan senjata Nuklir Taktis di Ukraina. Hal ini mengingat ada aturan yang sangat ketat dalam pemakaiannya.
Ia mengatakan bahwa senjata semacam itu tidak digunakan dalam konflik seperti yang terjadi di Ukraina saat ini ini. Rusia mungkin akan memakainya tapi terutama ketika keberadaan negara sedang terancam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu tidak ada hubungannya dengan operasi saat ini," kata Kelin, dilansir detikINET dari BBC, Minggu (29/5/2022).
Di sisi lain, ada arahan Vladimir Putin yang menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi pada akhir Februari lalu. Itu merupakan tindakan yang dianggap sebagai peringatan.
Nuklir taktis ialah senjata yang dapat digunakan pada jarak relatif pendek. Berbeda dengan nuklir strategis, di mana bisa diluncurkan dalam jarak yang lebih jauh dan meningkatkan dampak perang luar biasa.
Hanya saja istilah nuklir taktis tersebut juga mencakup beberapa jenis senjata, seperti bom kecil atau rudal. Nah, Rusia diperkirakan memiliki sekitar 2 ribu senjata nuklir taktis.
Kelin juga menyampaikan beberapa hal, salah satunya ia membantah terkait pasukan Rusia menembaki warga sipil di Ukraina. Ia mengatakan bahwa tuduhan mengenai kejahatan perang di kota Bucha ialah rekayasa semata.
"Dalam pandangan kami itu adalah rekayasa. Itu digunakan hanya untuk mengganggu negosiasi," ungkap duta besar Rusia tersebut.
Sementara itu, invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina masih berlanjut. Pasukan Rusia saat ini memang sedang gencar membombardir kota-kota di Ukraina timur. Dengan tujuan membebaskan pusat industri bernama Donbas.
Ukraina mengatakan, pertempuran di Donbas merupakan yang terbesar di tanah Eropa, sejak Perang Dunia Kedua. Namun, Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina bersumpah bahwa pasukannya "akan berjuang untuk setiap jengkal tanah kami".
(hps/fyk)