Akun Twitter Gedung Putih AS diserang netizen. Mereka dinilai memposting misinformasi soal vaksin COVID-19.
Biasanya kan akun abal-abal alias akun anonim yang suka sebar hoax dan misinformasi. Sementara di sisi lain, akun resmi pemerintah yang sibuk memberi tahu kesana kemari jika ada postingan hoax.
Namun, kali ini masalah datang dari akun Twitter resmi Gedung Putih AS yang sudah centang biru. Mereka memposting soal kondisi Amerika yang tanpa vaksin COVID-19 ketika Presiden AS Joe Biden mulai menjabat, dan kini suasananya jauh lebih baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika Presiden Biden menjabat, jutaan orang menganggur dan tidak tersedia vaksin. Dalam 15 bulan, ekonomi menciptakan 8,3 juta lapangan kerja dan tingkat pengangguran 3,6% - penurunan angka pengangguran tercepat sejak presiden menjabat yang pernah tercatat," kata Gedung Putih.
Tweet ini mendapat 12 ribu like, 2.723 retweet dan 6.289 quote tweet saat dilihat detikINET, Minggu (15/5/2022). Masalahnya adalah... tweet ini ternyata misinformasi.
Tweet ini dikecam banyak netizen, termasuk beberapa tokoh dan politisi AS. Vaksin COVID-19 sudah ada ketika Presiden AS Joe Biden mulai menjabat.
"Tidak tersedia vaksin? Memangnya Presiden Biden disuntik pakai apa? Air gula?" kecam Jeryl Bier, editor Pluribus yang centang biru sambil mencantumkan tweet Gedung Putih pada 22 Desember 2020 soal kegiatan Biden suntik vaksin COVID-19.
"Ini salah. Pembagian vaksin sudah mulai Desember 2020, sebelum dia menjabat," kata @arkepi2020.
"Lucu banget, saya disuntik waktu Trump masih menjabat, tapi fakta nggak penting nih," kata @obtog1.
Mendapat serangan dari netizen, Gedung Putih tidak menghapus postingan awalnya. Namun, mereka membuat postingan baru yang mengakui ada salah pernyataan.
"Kami sebelumnya salah sebut bahwa vaksin tidak tersedia pada Januari 2021. Seharusnya kami sebut tidak tersedia secara luas. Vaksin menjadi tersedia tidak lama setelah Presiden (Biden) menjabat. Sejak itu, dia bertanggung jawab atas selesainya vaksin terhadap 200 juta rakyat (Amerika)," kata Gedung Putih.
Sebagian netizen bertanya kenapa Twitter seperti membiarkan saja postingan misinformasi tersebut. Tapi mungkin klarifikasi Gedung Putih dalam tweet terpisah adalah sebabnya.
(fay/rns)