Seperti Kasus Ade Armando, Face Recognition Juga Dipakai Ukraina
Hide Ads

Seperti Kasus Ade Armando, Face Recognition Juga Dipakai Ukraina

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 15 Apr 2022 03:23 WIB
A Yitu employee showcases the companys face recognition technology in its office in Singapore April 10, 2018. Picture taken April 10, 2018. REUTERS/Edgar Su
Ilustrasi pemindai wajah atau facial recognition. Foto: Reuters
Jakarta -

Teknologi Face Recognition dipakai untuk mencari pengeroyok Ade Armando. Di luar negeri, teknologi ini juga dipakai seperti di Ukraina untuk identifikasi korban perang.

Korban perang berjatuhan di Ukraina akibat invasi Ukraina, termasuk banyak warga sipil, sebagian sukar dikenali identitasnya. Untuk itu, teknolog pemindai wajah atau facial recognition canggih pun dimanfaatkan.

Seperti dikutip detikINET dari BBC, Jumat (15/4/2022) perusahaan pemindai wajah Clearview AI yang meski canggih juga kontroversial, mengumumkan bahwa teknologi mereka diberikan pada Ukraina dan sudah digunakan untuk mengenali jenazah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada salah satu kasus, ditemukan seorang pria yang tewas setengah telanjang di Kharkiv, di tengah puing-puing perang. Ada tato di bahunya. Pemerintah Ukraina tidak mengenali siapa dia sehingga memakai teknologi ClearView.

Wajah pria itu dijepret dan informasi itu dicari di database Clearview. Ditampilkan kemudian beberapa orang yang identik dengan wajah itu hingga akhirnya ia dapat dikenali. Cepat dan mudah.

ADVERTISEMENT

ClearView mungkin perusahaan pemindai wajah paling dikenal di dunia sekaligus kontroversial. Mereka mengumpulkan miliaran foto dari media sosial seperti Facebook dan Twitter, ke database mereka.

Pendiri dan sang CEO, Hoan Tot-That menyebut perusahaannya adalah semacam mesin pencari untuk wajah. "Cara kerjanya seperti Google. Namun hasilnya bukan berupa kata atau teks, tapi foto wajah," kata dia.

Mereka pun digugat oleh Facebook, YouTube, Google sampai Twitter, agar berhenti mengambil foto di situsnya. Namun di samping kontroversi yang mendera, peminat teknologi ClearView memang cukup banyak. Hoan mengklaim sudah ada 3.200 lembaga pemerintah membeli atau menguji produknya.

Nah, setelah terjadi invasi Rusia ke Ukraina, Hoan ingin membantu pihak Ukraina untuk mengidentifikasi warganya. "Kami melihat foto orang dipenjara atau kabur, itu membuat kami berpikir bahwa teknologi ini berpotensi berguna untuk identifikasi dan juga verifikasi," cetus Hoan.

Hoan pun langsung menawarkan teknologi ClearView ke Ukraina dan mereka menyambutnya. Sebenarnya, sudah ada produk pemindai wajah serupa di pasaran. Namun saat ini, ClearView adalah salah satu yang paling dikenal.




(fyk/fay)