Konon, ada dua hal yang mengubah dunia, 'Apel' yang jatuh dan menginspirasi Isaac Newton, lalu 'Apple' dari Steve Jobs. Tentu, banyak orang yang menggunakan teknologi buatan Apple dan merasa terbantu. Sosok, Steve Jobs pun dirasa memiliki kharisma yang besar.
Tak mengherankan, semakin banyak orang yang penasaran tentang kehidupan Steve Jobs, bahkan sampai ke urusan ayah biologisnya yang ternyata adalah pria berdarah Suriah. Ayahnya bernama Abdul Fattah Jandali.
Dalam interview bersama Fortune Magazine, Jandali pernah menceritakan kehidupan keluarganya. Ia menuturkan bahwa ia lahir di Homs, Suriah. Umur 18 tahun, Jandali pergi ke Beirut untuk melanjutkan studinya di University of Beirut.
Tetapi, karena situasi politik, Jandali terpaksa terbang ke Amerika Serikat du 1954 di mana ia tinggal dengan salah satu kerabatnya yang merupakan duta besar Suriah, Najm Eddin al Rifai, di New York.
Jandali kemudian menghabiskan waktu mengemban pendidikan di Colombia University, berlanjut ke Wisconsin University lewat beasiswa dalam jurusan ilmu ekonomi dan politik.
Baca juga: Sifat Asli Steve Jobs yang Mengerikan |
Saat menempuh pendidikan di Wisconsin, Jandali mengencani wanita Jerman-Swiss Joanne Carol Schieble. Joanne hamil tetapi ayahnya menolak untuk mengizinkannya menikahi Jandali. Jandali pun meninggalkan Joanne beberapa hari sebelum kelahiran bayi laki-laki pada tahun 1956. Dia tidak pernah melihat putranya itu
Joanne menempatkan anaknya yang baru lahir untuk diadopsi di San Francisco dan segera, pasangan, Paul dan Clara Jobs, mengadopsi anak itu. Ya, anak itu adalah Steve Jobs.
Beberapa bulan setelah adopsi, Jandali muncul kembali dalam kehidupan Joanne dan mereka menikah. Setahun kemudian, mereka memiliki seorang gadis yang mereka beri nama Mona. Tak sayang, setelah itu, dia mulai menghadapi masalah keuangan dan terpaksa untuk melakukan perjalanan ke Suriah dengan harapan dia bisa mendapatkan pekerjaan. Tapi ia tidak berhasil menjadi diplomat, seperti keinginannya. Akhirnya, ia bekerja sebagai direktur di kilang minyak di Homs selama satu tahun. Selama waktu ini, ia berpisah dari istrinya dan kemudian mereka bercerai.
Pada tahun 1962, Jandali kembali ke AS tetapi tidak menghubungi Joanne, yang telah menikah lagi dengan seorang pria kebangsaan Amerika. Dia mengetahui hal ini beberapa tahun kemudian. Jandali akhirnya bekerja sebagai asisten profesor di Michigan University dan kemudian Nevada University.
Waktu berlalu, Jandali membeli sebuah restoran. Ia lalu bekerja sebagai direktur di perusahaan dan institusi terkemuka di Las Vegas sebelum kembali ke industri restoran di mana dia membuka dua restoran di Reno sebelum bergabung dengan Boomtown Casino and Hotel.
Jandali dalam sebuah wawancara mengatakan dia tidak pernah lagi mengunjungi Suriah dan Lebanon dalam 35 tahun terakhir. Juga, ia tidak pernah bertemu putranya yang terkenal, Steve Jobs. Demikian dikutip dari Al Arabiya, Rabu (24/2/2022).
Baca juga: Apple Kenang 10 Tahun Wafatnya Steve Jobs |
*Anda kini bisa cek harga dan perbandingan smartphone terbaru di detikINET. Silakan klik DI SINI.
Simak Video "Melihat Barang-barang Langka Milik Steve Jobs yang Dilelang di AS"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/fay)