Fungsi sesungguhnya e-KTP dipertanyakan, yang mana baru-baru ini justru bikin sulit warga yang ingin melakukan vaksin COVID-19 karena di sebagian lokasi harus fotokopi. Pengamat teknologi Heru Sutadi bahkan tidak habis pikir masih ada keharusan untuk fotokopi KTP.
"Dengan adanya 'e', artinya bukan saja database sudah elektronik, namun sudah bisa terintegrasi dengan layanan lainnya yang memerlukan," kata Heru, Jumat (23/7/2021).
Apalagi, Direktur Eksekutif ICT Institute ini mengungkapkan pembuatan e-KTP yang sedari awal sudah dilakukan dengan lengkap, mulai dari data sidik jari sampai retina mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini saya nggak habis pikir kenapa harus pakai fotokopi segala macam. Kan cukup masukan NIK ke sistem kebuka semua data kita, tinggal diverifikasi benar tidak namanya, tanggal lahir, dan alamat kita," jelasnya.
Pengalaman susahnya vaksin juga dialami keluarga Heru yang terbentur rumitnya birokrasi.
"Pengalaman keluarga saya vaksinasi juga dimintakan fotokopi KTP dan asal tahu saja. Kemudian, fotokopi KTP itu ditumpuk serampangan seperti sampah. Padahal, itu data pribadi rakyat Indonesia," tutur mantan Komisioner BRTI ini.
Heru mengatakan permasalahan masih ada budaya fotokopi KTP, meski sudah elektronik, karena kurangnya edukasi dan sosialisasi.
"e-KTP itu bisa dibaca dengan reader-nya, sehingga bisa ketahuan itu KTP asli atau palsu dan data yang ada ada fisik dan elektronik sama atau tidak," ucap Heru.
"Jadi, harusnya tidak perlu difotokopi. Apalagi yang dibutuhkan saat vaksinkan hanya NIK dan alamat. Yang kemudian dengan aplikasi PeduliLindungi bisa dihubungkan dengan nomor HP kita," kritik Heru.
Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial khususnya Twitter, tentang vaksin Corona tak bisa dilakukan karena masalah tidak membawa fotokopi KTP. Banyak netizen kemudian mempertanyakan apa fungsi e-KTP jika pada akhirnya banyak urusan masih harus dengan fotokopi KTP, apalagi di situasi darurat seperti saat ini.
"Baca reply banyak yang tidak bisa vaksin karena tidak bawa fotocopy KTP, maksudnya ini kan pandemi, darurat, bahaya, DARURAT, DARURATTT WOYYYYY, KOQ MASIH HARUS FOTOCOPY YA HALOO @KemenkesRI, tolong ciri khas birokrasi Indonesia fotokopi jangan dipake dulu," tulis Tretan Muslim dalam cuitannya, dikutip Jumat (23/7).
Tretan mengutip akun penulis @SoeTjenMarching yang menulis di Twitter bahwa jika ada yang ingin divaksin, sebaiknya jangan dipersulit dengan birokrasi karena kondisi saat ini gawat. Bahkan walaupun identitas hilang, keselamatan warga harus didahulukan.
(agt/fyk)