TikTok menghapus lebih dari 380 ribu video di Amerika Serikat (AS). Video-video ini dianggap melanggar kebijakan terkait larangan ujaran kebencian.
Aplikasi milik ByteDance ini juga memblokir lebih dari 1.300 akun yang memposting konten kebencian. Dalam postingan blog resminya, TikTok menyebutkan bahwa mereka telah menindak konten-konten seperti pelecehan terkait ras, bahkan mereka memiliki kebijakan yang tidak menoleransi kelompok-kelompok pembenci terorganisir.
Baca juga: Setelah TikTok, Donald Trump Incar Alibaba |
Dikutip dari South China Morning Post, TikTok populer di kalangan remaja, karena beragam konten menarik seperti menari, bernyanyi, lipsync dan berbagai tantangan viral. Namun ulasan Anti-Defamation League awal bulan ini menyebutkan platform itu kini digunakan untuk menyebarkan supremasi kulit putih dan ujaran kebencian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TikTok saat ini berada di bawah pengawasan dan disorot atas praktik moderasi kontennya. Pada Maret lalu, TikTok pun menunjuk anggota dewan penasihat konten untuk memberikan saran tentang kebijakannya dan mengevaluasi tindakan mereka.
Sorotan ini bahkan sampai ke level Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan ByteDance menghentikan operasional TikTok di AS dalam waktu 90 hari. Trump beralasan, hal ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan pengawasan pada perusahaan China atas kekhawatiran tentang keamanan data pribadi yang ditanganinya.
Baca juga: Trump Dukung Oracle Caplok Bisnis TikTok |
Para pejabat AS sendiri telah berulangkali menyuarakan keprihatinan bahwa informasi pengguna TikTok dan aplikasi asal China lainnya dapat diteruskan ke pemerintah China. Dan TikTok, sudah berkali-kali membantah hal tersebut. Mereka dengan tegas mengatakan tidak pernah memberikan
(rns/rns)