"Ayo kita bergerak, dunia ini pintunya akan terbuka saat kita bergerak. Tidak ada yang membedakan kita dengan yang lain tinggal kita mau atau tidak," ujar Risma, sapaan akrabnya di Graha Sawunggaling Gedung Pemkot Surabaya Jalan Jimerto, Surabaya, Sabtu (28/4/2018).
Risma menganggap era sekarang memang era yang cukup berat. Namun, bukan berarti anak muda tidak bisa meraih kesuksesan dan menjadi pemenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hadapan 500 peserta workshop yang berasal dari seluruh kota di Jawa Timur, Risma menekankan jika semua hal dapat diraih asal mau berusaha. Dia pun menceritakan sedikit kisahnya sebelum menjadi wali kota. Hal ini dilakukannya untuk lebih meyakinkan anak muda jika perjuangan dan motivasi yang diceritakannya bukan omong kosong.
Risma pun bercerita jika backgroundnya sebelum memimpin Kota Pahlawan ini lebih condong ke arsitek. Dia pun berkata jujur jika tidak terlampau paham masalah ekonomi dan pemerintahan. Kendati demikian, Risma mengaku dirinya tipe orang yang tak mau berhenti bertanya.
"Memangnya saya lebih pintar dari kalian? Endak, saya ini bodoh. Tapi saya pinter tanya dan saya mau bekerja keras," tambahnya.
Bagi Risma, di era digital ini, semua hal bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Menilik dari mudahnya akses teknologi yang tersedia. Dalam hal ini, Risma menyebut ini menjadi tantangan bagi anak muda.
"Ini adalah tantangan kalian semua, bukan tidak bisa, bukan tidak mungkin karena semua itu mungkin," tambah perempuan berkerudung ini.
Risma mencontohkan, ketika anak muda ingin menjadi pengusaha, tak perlu membuat toko yang menelan modal banyak. Cukup manfaatkan teknologi dengan membuat bisnis online ataupun membuat startup.
Dalam hal ini, Risma telah menciptakan beberapa fasilitas yang mendukung anak muda untuk produktif. Misalnya dengan dibangunnya Koridor co-working space yang menjadi jujugan anak muda untuk berkreasi di bidang digital.
Sementara itu, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital merupakan kegiatan yang mendukung anak muda Indonesia untuk mencipta lapangan pekerjaan dalam sektor digital. Untuk workshop yang digelar hari ini di Surabaya merupakan tahapan yang ketiga.
Kegiatan ini memiliki lima tahapan, pertama yakni Ignition atau seminar yang berisikan pemaparan permasalah di Indonesia dan bagaimana pemecahannya dengan solusi digital. Kedua, tahapan networking yang mengarahkan peserta untuk menjalin sebuah hubungan dalam tim.
"Kalau ini, kita sudah masuk ke tahapan ketiga, yaitu workshop," ujar Ketua Panitia Gerakan Nasional 1000 Startup di Surabaya, Lastriani Yumna Fariha.
Untuk tahapan workshop, peserta akan dibekali beberapa ilmu dalam membangun startup digital. Mulai dari validasi ide, validasi market serta model bisnis. Sementara tahapan selanjutnya adalah Hacksprint untuk menghasilkan prototype produk dari ide solusi aplikasi.
Tak hanya itu, untuk tahapan terakhirnya, ada tahap Bootcamp sebagai puncak mentoring mendalam untuk menyiapkan strategi peluncuran produk. Dalam hal ini, peserta dituntut menciptakan solusi melalui startup di bidang agrikultur, pendidikan, kesehatan, pariwisata, logistik dan energi yang merupakan masalah di Indonesia.
Melalui kegiatan ini, Lastriani berharap dapat memacu kreatifitas anak muda di Surabaya. Menurutnya di Surabaya telah disediakan berbagai fasilitas dari Pemkot untuk menunjang anak muda dalam bisnis startup.
"Kita berharapnya semoga ekosistem kreatif dan digital di Surabaya bisa lebih hidup," tambah Lastriani. (asj/asj)