Ancaman Robot 'Curi' Pekerjaan Manusia Makin Mengkhawatirkan
Hide Ads

Ancaman Robot 'Curi' Pekerjaan Manusia Makin Mengkhawatirkan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 22 Jan 2017 14:51 WIB
Foto: Reuters/Rick Wilking
Jakarta - Robot semakin menjadi ancaman bagi manusia, dalam hal ini adalah soal lapangan kerja. Kecemasan itu mengemuka dalam konferensi tahunan World Economic Forum (WEF) yang sedang berlangsung di Davos, Swiss.

Para pemimpin bisnis yang berkumpul di sana menilai teknologi memang membuat semua hal jadi produktif. Namun di sisi lain, dampak buruk yang diberikannya pada lapangan kerja perlu disikapi dengan lebih serius.

Teknologi robotika, mobil otomatis, kecerdasan buatan sampai printer 3D bisa mengancam banyak pekerjaan, dari pengemudi taksi sampai karyawan di bidang kesehatan. Apalagi perusahaan mulai masif menerapkannya, seperti Adidas yang ingin memakai printer 3D untuk membuat berbagai model sepatu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pekerjaan akan hilang, berkembang dan revolusi ini tidak memandang usia, tidak memandang kelas dan akan berdampak pada semua orang," sebut CEO Hewlett Packard, Meg Whitman yang dikutip detikINET dari Reuters.

Jadi, meskipun misalnya suporter Donald Trump maupun British Exit berharap kebijakan baru akan menambah lapangan pekerjaan, kenyataannya tidak segampang itu. "Teknologi adalah masalah besar dan kita tidak mengakui itu," kata Mark Weinberger, Chairman dari biro konsultasi EY.

Dalam satu dekade ke belakang, dikatakan kalau lebih banyak pekerjaan hilang karena faktor teknologi ketimbang alasan lain. Jadi, dibandingkan dengan memperketat imigrasi untuk melindungi tenaga kerja lokal, menangani dampak teknologi yang 'mencuri' pekerjaan adalah tidak mudah.

Biro riset Forrester memprediksi bahwa pada tahun 2019, seperempat dari semua pekerjaan akan digantikan olehh software, robot servis dan semacamnya. Tidak hanya menimpa pekerjaan di kalangan bawah, juga para profesional. (fyk/fyk)