Telegram Jadi Senjata Rahasia ISIS
Hide Ads

Telegram Jadi Senjata Rahasia ISIS

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 19 Nov 2015 15:14 WIB
(wpcentral)
Jakarta -

Tak hanya di dunia nyata, kelompok teroris ISIS juga memanfaatkan dunia maya untuk menyebarkan pahamnya sekaligus merekrut simpatisan. Bukan aplikasi populer semacam Facebook atau Twitter yang mereka pakai. Rupanya ada satu layanan favorit yang jadi senjata rahasia ISIS.

Dikutip detikINET dari Reuters, layanan online tersebut adalah Telegram. Bukan perangkat Telegram untuk berkirim pesan seperti zaman dulu, melainkan layanan berkirim pesan online yang aman dan sukar terdeteksi.

Telegram yang dirilis dua tahun lampau ini sebenarnya cukup populer. Diperkirakan saat ini, ada sekitar 60 juta pengguna aktifnya di seluruh dunia. Para penggunanya bisa membagi video, pesan teks dan pesan suara dengan sangat aman karena terenskripsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itulah, Telegram menjadi favorit ISIS. Mereka banyak memakainya untuk menyebarkan propaganda. Bahkan saat mengabarkan kalau mereka bertanggungjawab atas teror di Paris dan serangan bom pesawat Rusia di Mesir, ISIS memakai Telegram.

Apalagi Twitter dan media sosial mainstream makin ketat menyaring akun mencurigakan agar ISIS tidak memanfaatkannya. Alex Kassier, analis terorisme dari biro sekuriti Flashpoint menyatakan ISIS memiliki lusinan chanel di Telegram untuk menyebarkan rilis berita dan sebagainya. Sebagian channel itu diikuti ribuan follower.

Tidak seperti Twitter yang telah menghapus ribuan akun terkait ISIS, Telegram belum juga melakukannya dan ISIS bisa menggunakannya tanpa gangguan. Meski setelah berita ini tersebar, juru bicara Telegram menyatakan mereka mulai memblokir chanel ISIS.

Telegram didirikan dua bersaudara asal Rusia, Pavel Durov dan Nicolay Durov. Keduanya dulu membuat juga media sosial VKontakte yang populer di Rusia. Tapi keduanya kemudian kehilangan kontrol atas VKontakte dan pindah ke Berlin untuk menjalankan Telegram.
Β 
Daya tarik utama Telegram adalah, user bisa mengirim pesan terenskripsi secara gratis. Ada fitur yang bisa mengirimkan video skala besar tanpa terdeteksi oleh pihak yang tak berkepentingan. Untuk membuka pesan, dibutuhkan kepemilikan terhadap perangkat yang dipakai user untuk mengakses kunci dari pesan yang dienskripsi.

Dalam pembuatan Telegram, Durov bersaudara mengaku terinspirasi dari kisah mantan agen NSA Edward Snowden, yang membuka tabir bahwa pemerintah suka menyadap internet. Sehingga mereka membuat layanan Telegram sangat aman. Kendati menyesalkan bom Paris, mereka menyebut pemerintah Prancis turut bertanggungjawab atas kejadian tragis itu.

"Aku bergabung dengan mereka yang berduka atas kematian di kota terindah dunia itu. Kupikir pemerintah Prancis juga sama bertanggungjawab seperti ISIS karena kebijakan mereka yang berujung pada tragedi ini. Mereka mengambil uang dari pekerja di Prancis dengan pajak tinggi dan mendanai perang tak berguna di Timur Tengah serta menciptakan surga untuk imigran dari Afrika Utara," tulis Pavel Durov di Instagram.

(fyk/asj)
Berita Terkait