Cerita Anak Depok Dipuji Apple Bikin Aplikasi Tuna Netra
Hide Ads

Cerita Anak Depok Dipuji Apple Bikin Aplikasi Tuna Netra

Adi Fida Rahman - detikInet
Minggu, 26 Des 2021 06:21 WIB
Alif Mahardhika, Project Manager dan Engineer PetaNetra
Alif Mahardhika Project Manager dan Engineer PetaNetra. Foto: dok Pribadi
Jakarta -

Tak kenal maka tak sayang, ungkapan ini sepertinya cocok menggambarkan Alif Mahardhika, alumni Apple Developer Academy 2021. Selama hidupnya, anak Depok ini tidak pernah menggunakan perangkat maupun ekosistem Apple. Namun setelah mengenal dan bersentuhan, dia mengaku tidak bisa lepas sama sekali.

"Karena belum pernah, awalnya agak canggung saat pertama kali kenal. Setelah membiasakan diri memang terasa lebih lengkap. Solusinya lebih komplit dan pengembangan aplikasinya pun lebih rapih, mudah dan tidak sesulit yang kita lihat," kata Alif saat berbincang dengan detikINET.

Perkenalan Alif dengan perangkat Apple lantaran dia berhasil masuk Apple Developer Academy. Raksasa teknologi asal Cupertino itu memang memberikan iPhone dan MacBook terbaru secara cuma-cuma bagi mereka yang lolos ujian masuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi bukan karena perangkat itu yang mendasari Alif bergabung di Apple Developer Academy. Kendati berkuliah di Fakultas Ilmu Komputer, dirinya mengaku belum pernah coba mengembangkan aplikasi mobile.

Karena itu timbul rasa penasaran yang kemudian menggerakkan dia untuk menjajal mengembangkan aplikasi mobile. Maka dicobalah Apple Developer Academy, setelah serangkaian tes dan interview, Alif berhasil lolos jadi peserta angkatan 2021.

ADVERTISEMENT

Selama 10 bulan Alif digembleng para mentor dan pakar di bidang pengembangan aplikasi mobile. Bejibun ilmu pun didapat, dan pengalaman selama di Apple Developer Academy dirasa telah membuka pandangannya.

Alif dan Tim Peta NetraAlif dan Tim Peta Netra Foto: Apple

"Ternyata mengembangkan aplikasi untuk perangkat mobile itu rasanya lebih dekat dengan user. Saya pun kaget ternyata smartphone yang kita punya itu sudah canggih banget teknologinya, dan di Apple Academy saya berkesempatan untuk belajar, mengeksplorasi dan push the limit," tutur Alif.

"Dulu saat mahasiswa saya cenderung ekspres dan instan, kini lebih disiplin dalam mengembangkan sesuatu. Sekarang pelan-pelan memikirkan masalahnya dulu, tidak langsung lompat ke solusi," sambung alumnus Fakultas Komputer Universitas Indonesia ini..

Selanjutnya Aplikasi PetaNetra

Peta Netra menjadi tugas akhir Alif di Apple Developer Academy. Aplikasi ini dikembangkan bersama enam rekannya, yakni Felicia Stevanie U, Graciela Gabrielle A, Jessi Febria, Rony Fhebrian, Roshani Ayu P dan Yafonia K. M. N Hutabarat.

PetaNetra menjadi 'penuntun jalan' bagi orang tunanetra atau yang memiliki gangguan penglihatan di Indonesia. Aplikasi ini diharapkan membantu mereka secara mandiri untuk dapat menavigasi area publik seperti stasiun MRT.

Pengembangan aplikasi ini sendiri terinspirasi salah satu anggota tim, yakni Graciela, di mana kedua orang tuanya kehilangan penglihatan sejak usia muda. Salah satu kendala besar yang dihadapi ketika bepergian seorang diri menggunakan transportasi publik.

Mereka yang memiliki gangguan penglihatan kerap membutuhkan bantuan seseorang untuk navigasi. Masalahnya, pandemi COVID-19 memaksa orang untuk saling menjaga jarak. Ditambah lagi adanya kekhawatiran dari anggota keluarga soal keselamatan selama perjalanan hingga sampai tujuan.

Petra NetraAplikasi PetaNetra Foto: Apple

Berangkat dari permasalahan itu, tim PetaNetra pun melakukan riset. Hasilnya ternyata para tunanetra bukan ingin menambah bantuan lebih banyak, melainkan bagaimana lingkungan publik didesain supaya mereka bisa melakukan sendiri atau independen.

Maka terwujudlah PetaNetra yang memanfaatkan fitur accessibility dan augmented reality (AR) yang ada di iPhone. Tapi tidak hanya itu yang dikembangkan, ada satu aplikasi tambahan bernama PetaNetra Maps Editor yang membantu memetakan ruangan dengan mudah.

"Misalnya pengguna menandai pintu masuk dan toilet. Aplikasi akan merekam dari pintu masuk ke toilet jalannya lewat sini, sehingga lain waktu ada tunenetra di sekitar situ, mereka tinggal buka HP-nya, buka kamera di HPnya, langsung ketahuan di sekitarnya ada pintu A, B, C, mereka tinggal pilih, aplikasi akan membantu mereka sampai ke pintu," jelas Alif.

Saat aplikasi PetaNetra dibuka bakal langsung mendeteksi lokasi. Selanjutnya aplikasi menampilkan ada apa saja di sekitar pengguna.

Setelah memilih lokasi yang ingin dituju, akan muncul navigasi. Pengguna cukup arahkan ponsel ke depan, aplikasi membacakan petunjuk, mulai dari arah, peringatan bila terdapat lubang, hingga tap kartu saat masuk dan keluar gate.

"Kalau ikuti guiding block tidak memberitahu secara spesifik ini titik apa, arah ke mana. Nah aplikasi ini membacakan, misalnya hati-hati di depan Anda ada tangga, ngetap kartu atau ada pemeriksaan petugas. Semua informasi ini disampaikan melalui suara," jelas Alif.

Petra NetraPetra Netra Foto: Apple

Kendati Alif dan tim sudah lulus dari Apple Developer Academy, mereka tidak akan berhenti mengembangkan aplikasi PetaNetra. Sebab mereka percaya teknologi dapat dipakai mempermudah tunanetra.

Saat ini PetaNetra telah bekerjasama dengan pihak MRT Jakarta untuk memetakan seluruh stasiun dan daerah sekitarnya. Harapannya ke depan, aplikasi ini bisa digunakan untuk area dan layanan publik.

"Mimpinya suatu saat bisa semacam open source. Di mana semua orang bisa bikin peta, nanti semua orang bisa pakai. Jadi kami tinggal maintainer," pungkas Alif.