Vivo memperlihatkan demo langsung streaming video 8K Ultra High Definition (UHD) yang didukung oleh 5G di perhelatan Mobile World Congress (MWC) 2021 di Shanghai Februari lalu.
Pada kesempatan tersebut, Vivo memanfaatkan pemancar 5G mmWave untuk mengirimkan video 8K UHD dari server ke smartphone Vivo. Video UHD lalu diproyeksikan ke televisi 8K secara nirkabel.
Perangkat Vivo yang digunakan mendukung lebih dari 1 jenis jaringan 5G, yaitu teknologi Sub-6GHz dan mmWave dengan konektivitas ganda NSA (EN-DC). Demonstrasi tersebut menyoroti keunggulan Vivo dalam bidang riset dan pengembangan 5G mmWave sekaligus menggali potensi komersialisasi 5G mmWave.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MWC 2021 menyertakan zona 5G mmWave yang merupakan kerja sama antara penyelenggara yaitu GSMA dan 39 mitra, termasuk Vivo, China Unicom, dan Qualcomm. Tujuannya yaitu untuk memamerkan serta menguji kebutuhan skenario aplikasi potensial 5G mmWave, terutama dalam perhelatan olahraga di musim dingin.
Zona tersebut menunjukkan potensi 5G mmWave untuk menciptakan Olimpiade Musim Dingin yang berteknologi tinggi dan cerdas, serta peluang untuk ekosistem dan standardisasi industri mmWave di China.
Seperti diketahui, saat ini layanan 5G global banyak mengandalkan spektrum sub-6GHz dan mmWave. mmWave atau gelombang milimeter adalah frekuensi pita yang tergolong cukup tinggi, dengan panjang gelombang 1 mm hingga 10 mm dan rentang frekuensi 30 GHz hingga 300 GHz.
![]() |
Tingginya bandwidth yang dihasilkan mmWave mengakibatkan teknologi ini mampu menawarkan kecepatan akses yang lebih cepat, serta mempunyai kemampuan dalam mentransmisi data dalam jumlah besar hingga sesuai dengan kebutuhan masa depan.
Sedangkan Sub-6GHZ merupakan teknologi yang menggunakan frekuensi pita rendah, di bawah 6 Ghz. Penggunaan jaringan hybrid berfrekuensi rendah dan tinggi ini menjadi fondasi dasar sistem komunikasi seluler 5G.
Dalam beberapa tahun terakhir, Vivo telah banyak berinvestasi dalam pengembangan teknologi 5G mmWave. Senior Brand Director Vivo Indonesia, Edy Kusuma mengatakan di tahun 2016, tim Vivo 5G memulai penelitian awal terkait teknologi mmWave utama, kemudian secara aktif berpartisipasi dalam standardisasi 3GPP R15 / R16 mmWave, dengan memberikan kontribusi penting pada standar 5G mmWave.
Selain itu, di bulan September 2020 lalu, dalam uji lapangan yang diselenggarakan oleh Grup Promosi IMT2020 (5G) di distrik Huairou Beijing, tingkat puncak downlink 4CC smartphone 5G mmWave Vivo mencapai 2,06 gigabit per detik (Gbps), dengan jarak jangkauan hingga 1,3 km. Lebih lanjut pada bulan November dalam Konvensi 5G Dunia 2020, Vivo juga memamerkan bagaimana smartphone 5G mmWave dapat dihubungkan dengan emulator jaringan nirkabel yang menarik minat banyak orang dalam industri.
Menurut Edy, riset dan pengembangan teknologi jaringan 5G telah menjadi upaya investasi jangka panjang yang dilakukan Vivo. Hal tersebut demi memberikan pengalaman optimal bagi pengguna.
"Riset dan pengembangan teknologi jaringan 5G menjadi salah satu investasi jangka panjang Vivo untuk menghadirkan pengalaman seluler yang semakin optimal bagi end user. Rangkaian teknologi ini memiliki potensi yang sangat strategis ketika implementasi jaringan 5G telah direalisasikan bagi konsumen," ujar Edy dalam keterangan tertulis, Senin (8/3/2021).
(prf/fay)