Pabrik di Tangerang Bikin Oppo Pede TKDN 100% Hardware
Hide Ads

Pabrik di Tangerang Bikin Oppo Pede TKDN 100% Hardware

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Selasa, 21 Jun 2016 07:34 WIB
Foto: detikINET/Agung Pambudhy
Jakarta - Perubahan skema Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk ponsel 4G menuai reaksi dari sejumlah vendor asing. Tak ketinggalan Oppo yang sedari awal sudah berinvestasi pabrik.

Pabrik ponsel Oppo itu berlokasi di Tangerang, Banten. Pabrik inilah yang menjadi modal kuat sang vendor asal China tersebut untuk memenuhi TKDN 100% hardware.

"Kalau dihitung untung-untungan hardware paling dipilih karena setidaknya market share kami tak akan berkurang. Kalau misalnya TKDN software harus jual ponsel seharga Rp 8 juta mungkin market share kami akan turun," tutur Media Engagement Oppo Indonesia Aryo Meidianto kepada detikINET ketika ditemui di Locanda, Jakarta, Senin (20/6/2016) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, aturan TKDN pada ponsel 4G sudah ditetapkan sebesar 20% untuk tahun 2016 dan meningkat jadi 30% per Januari 2017. Adapun skema TKDN-nya sendiri sudah dikerucutkan menjadi dua pilihan: 100% hardware dan 100% software. Namun untuk bisa memilih 100% software, hanya dibatasi untuk ponsel senilai Rp 8 juta ke atas.

Dimana untuk mematok ponsel Oppo di harga setinggi itu β€” di atas Rp 8 juta β€” rasanya bakal sulit. Sebab sekarang saja, ponsel Oppo masih dianggap berada di kelas premium oleh sebagian kalangan.

"Padahal kami sudah sediakan after sales dan layanan-layanan yang kalau dikonversi pada akhirnya itu murah. Kalau mengikuti Rp 8 juta tadi orang akan semakin berpikir jika ponsel Oppo kelewat mahal," lanjut Aryo.

Namun yang pasti, Oppo siap mengikuti aturan main yang nantinya bakal dibuat pemerintah terkait TKDN ini. Hanya saja, pemerintah juga diharapkan dapat lebih tegas dalam menindak peredaran ponsel black market (BM) yang masih saja wara-wiri di pasaran.

"Intinya hardware atau software, kami mau didukung pemerintah. Ketika hardware atau software jalan, kami mau produk-produk BM itu tidak ada karena itu akan membuat dunia persaingan yang tidak adil," pungkas Aryo.

(mag/ash)