Tino Martinus, Product Manager PT Astrindo Senayasa selaku distributor Sennheiser di Indonesia, mengaku tak khawatir. Ia mengatakan jika hadirnya produk-produk audiophile dari China malah membuka peluang bagi pihaknya dalam memasarkan perangkat audio asal Jerman itu.
"Jadi begini, ketika perangkat-perangkat itu masuk, maka itu akan menjadi batu pijak mereka-mereka yang baru mengenal audiophile. Dan ketika mereka mencoba produk tertentu dan mereka merasa kurang sreg atau kurang awet, nanti mereka akan mencari produk atau perangkat yang lebih baik. Di situlah kami masuk," papar Tino ketika ditemui di media forum Sennheiser di Comma, Jakarta, Rabu (25/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sennheiser mengganjar garansi selama dua tahun. Kalau mereka tidak percaya diri, mereka tidak akan memberi garansi selama itu," ujar Tino.
PT Astrindo Senayasa sendiri sudah memegang lisensi distributor untuk Sennheiser sejak tahun 20014. Selama itu pula, Tino melihat bahwa perkembangan komunitas audiophile di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang.
"Brand audiophile di Indonesia diakui memang banyak. Tapi, kami PT Astrindo Senayasa melihat bahwa semakin banyak penikmat audiophile yang beralih menggunakan Sennheiser. Dari data JFK per Juni 2015, market share kami di Indonesia untuk level brand headphone audiophile kami masih cukup baik, yakni nomor dua, dengan menguasai 15% pasar," pungkas Tino.
(mag/rou)