Keputusan Elon Musk membatalkan pembelian Twitter bisa berujung runyam pada perusahaan media sosial itu. Walaupun ada kemungkinan Twitter menang lawan Elon di pengadilan, mereka mungkin akan menderita.
Harga saham Twitter anjlok 11% begitu Elon Musk mengumumkan pembatalan akuisisi. Nah, pertarungan di pengadilan berpotensi terus menekan saham Twitter dalam jangka panjang hingga valuasi atau nilai perusahaan semakin menurun.
"Bagi Twitter, kekacauan ini adalah skenario mimpi buruk dan akan membuat CEO Parag Agrawal dan rekannya seperti mendaki gunung Everest untuk menavigasi banyak sekali tantangan ke depan mengenai moral karyawan, tantangan iklan, kredibilitas terkait akun palsu dan isu-isu lainnya," cetus Daniel Ives, analis industri dari Wedbush.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim hukum Elon berargumentasi bahwa Twitter berulangkali gagal menyediakan informasi akurat mengenai jumlah akun palsu di situsnya. Adapun Twitter ingin agar Elon meneruskan proses akuisisi di harga USD 54,2 per saham.
Ada kemungkinan Twitter bisa menang atau terjadi negosiasi penurunan harga. Twitter juga bisa memperoleh denda USD 1 miliar yang sebenarnya telah disepakati Elon Musk jika proses pembelian gagal.
"Walaupun begitu, ini akan menjadi pertarungan panjang dan kasar, di mana isu tentang akun palsu atau bot akan diamati oleh semua pihak dan menghadirkan awan gelap bagi Twitter dalam jangka pendek," papar Ives yang dikutip detikINET dari New York Post.
"Masalah hukum ini bisa berlangsung sampai tahun 2023 dan selama jangka waktu itu, Twitter sebagai perusahaan publik mesti menavigasi operasional sehari-hari dengan banyak tantangan di masa depan bersama para pemegang saham," tambah dia.
Halaman selanjutnya, Elon Musk merasa di atas hukum>>>