Lawan Elon Musk, Twitter Hadapi Skenario Horor
Hide Ads

Lawan Elon Musk, Twitter Hadapi Skenario Horor

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 13 Jul 2022 06:17 WIB
Ilustrasi Twitter
Lawan Elon Musk, Twitter Hadapi Skenario Horor. Foto: Associated Press
San Francisco -

Keputusan Elon Musk membatalkan pembelian Twitter bisa berujung runyam pada perusahaan media sosial itu. Walaupun ada kemungkinan Twitter menang lawan Elon di pengadilan, mereka mungkin akan menderita.

Harga saham Twitter anjlok 11% begitu Elon Musk mengumumkan pembatalan akuisisi. Nah, pertarungan di pengadilan berpotensi terus menekan saham Twitter dalam jangka panjang hingga valuasi atau nilai perusahaan semakin menurun.

"Bagi Twitter, kekacauan ini adalah skenario mimpi buruk dan akan membuat CEO Parag Agrawal dan rekannya seperti mendaki gunung Everest untuk menavigasi banyak sekali tantangan ke depan mengenai moral karyawan, tantangan iklan, kredibilitas terkait akun palsu dan isu-isu lainnya," cetus Daniel Ives, analis industri dari Wedbush.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim hukum Elon berargumentasi bahwa Twitter berulangkali gagal menyediakan informasi akurat mengenai jumlah akun palsu di situsnya. Adapun Twitter ingin agar Elon meneruskan proses akuisisi di harga USD 54,2 per saham.

Ada kemungkinan Twitter bisa menang atau terjadi negosiasi penurunan harga. Twitter juga bisa memperoleh denda USD 1 miliar yang sebenarnya telah disepakati Elon Musk jika proses pembelian gagal.

ADVERTISEMENT

"Walaupun begitu, ini akan menjadi pertarungan panjang dan kasar, di mana isu tentang akun palsu atau bot akan diamati oleh semua pihak dan menghadirkan awan gelap bagi Twitter dalam jangka pendek," papar Ives yang dikutip detikINET dari New York Post.

"Masalah hukum ini bisa berlangsung sampai tahun 2023 dan selama jangka waktu itu, Twitter sebagai perusahaan publik mesti menavigasi operasional sehari-hari dengan banyak tantangan di masa depan bersama para pemegang saham," tambah dia.

Halaman selanjutnya, Elon Musk merasa di atas hukum>>>

Banyak pihak Twitter bisa memenangkan pertarungan hukum lawan Elon Musk. Namun demikian, bukan berarti masalah langsung selesai karena Elon mungkin tak mau menyerah begitu saja.

Kolumnis teknologi Bloomberg, Matt Levine, menulis bahwa Elon tetap berpotensi menolak membeli Twitter, bahkan jikalau pun pengadilan memerintahkannya. Mungkin ia akan terus mengelak.

"Bagaimana jika perintah pengadilan meminta Elon membeli Twitter dan dia berkata tidak? Mereka tidak akan memenjarakannnya. Orang ini cukup memberontak pada otoritas hukum, dia berpikir berada di atas hukum dan mungkin dia benar," demikian pendapatnya.

"Intinya, ini adalah situasi kode merah bagi Twitter dan komisarisnya di saat perusahaan akan bertarung melawan Elon Musk dalam pertarungan pengadilan Game of Thrones untuk meneruskan akuisisi atau mendapatkan minimal denda USD 1 miliar," kata Ives.