Chip Bisa Makin Langka Gara-gara Invasi Rusia

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Senin, 14 Mar 2022 07:10 WIB
Kondisi terbaru kota Mariupol, Ukraina. Foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka
Jakarta -

Ada dua perusahaan Ukraina bernama Ingas dan Cryoin yang menyetop operasionalnya akibat invasi Rusia ke Ukraina yang terus berlanjut. Akibatnya, pasokan chip global bisa makin terganggu dan harganya akan semakin mahal. Kok bisa?

Ingas dan Cryoin adalah dua perusahaan yang memasok salah satu bahan utama pembuat chip, yaitu gas neon. Tak main-main, pasokan neon dari kedua perusahaan ini jika digabungkan mencapai setengah dari pasokan neon secara global.

Neon yang diproduksi oleh Ingas dan Cryoin sangat penting untuk laser yang dipakai dalam proses pembuatan chip. Sekitar 45% sampai 54% pasokan dari keduanya mengisi pasar neon secara global, yang mencapai 540 metrik ton pada 2021 lalu, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Minggu (13/3/2022).

Baik Ingas maupun Cryoin sama-sama menyetop operasionalnya yang dilakukan, menurut juru bicara mereka, karena Rusia terus mengeskalasi serangannya ke berbagai kota di Ukraina yang membunuh warga sipil serta merusak infrastruktur penting.

Berhenti beroperasinya kedua perusahaan ini akan menambah panjang masalah pasokan chip secara global yang saat ini masih mengalami kelangkaan akibat pandemi.

Namun untungnya, analis CFRA Angelo Zino memperkirakan pasokan neon di sejumlah pembuat chip untuk saat ini masih mencukupi. Namun hal itu bisa berubah kalau konflik antara Rusia dan Ukraina tak kunjung selesai.

"Jika timbunan sudah habis pada April mendatang dan pembuat chip tak mendapat kiriman dari negara lain di dunia, ini artinya akan menghambat rantai pasokan," ujarnya.

Sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Ingas memproduksi neon sebanyak 15 ribu sampai 20 ribu meter kubik perbulan untuk para konsumennya di Taiwan, Korea, China, AS, dan Jerman. 75% dari pasokan itu diarahkan untuk industri chip, ujar CCO Ingas Nikolay Avdzhy.

Ingas adalah perusahaan yang berbasis di Mariupol, yang belakangan menjadi target operasi Rusia di Ukraina. Pada Rabu lalu, pasukan Rusia menghancurkan rumah sakit bersalin di Mariupol, aksi yang disebut oleh Ukraina dan negara Barat lain sebagai kejahatan perang.

Sementara Cryoin yang tiap bulannya memproduksi neon sebanyak 10 ribu sampai 15 ribu meter kubik adalah perusahaan yang berlokasi di Odessa. Mereka sudah lebih dulu menyetop operasionalnya pada 24 Februari lalu, tepat saat Rusia mulai menginvasi Ukraina.

Bussiness Development Director Larissa Bondarenko menyebut mereka tak akan bisa memenuhi pesanan neon sebanyak 13 ribu meter kubik untuk bulan Maret jika serangan tersebut terus terjadi.

Bondarenko juga menyebut mereka akan sulit beroperasi kembali jika peralatannya mengalami kerusakan akibat serangan. Ia pun tak yakin Cryoin bisa mendapat pasokan material yang diperlukan untuk memproduksi neon.

Simak Video 'Kehancuran di Kota Chernihiv Usai Dihunjam Serangan Udara Rusia':






(asj/asj)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork