5 Fakta Gojek yang Sudah 11 Tahun Berdiri
Hide Ads

5 Fakta Gojek yang Sudah 11 Tahun Berdiri

Aisyah Kamaliah - detikInet
Kamis, 14 Okt 2021 16:45 WIB
Gojek dan Tokopedia resmi merger dan menghasilkan grup GoTo.
Perjalanan Gojek Mencapai 11 Tahun. Foto: Dok. GoTo
Jakarta -

Gojek sudah 11 tahun berdiri. Aplikasi yang awalnya dikenal sebagai penyedia layanan ojek online ini tanpa sadar berkembang menjadi perusahaan super besar yang memberikan kontribusi pada perekonomian Indonesia cukup besar.

Ini dia lima fakta mengenai perjalanan Gojek menjadi perusahaan besar di Asia Tenggara yang sudah detikINET rangkum untuk Anda.

1. Cikal Bakal Gojek

Seperti diketahui banyak orang, Nadiem Makarim dan Kevin Aluwi adalah pencetus super app ini. Gojek berdiri tahun 2010 dan benar-benar terjun ke dunia online tepatnya pada Januari 2015.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami di sini berusaha untuk menawarkan solusi lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan pekerjaan. Dimana mereka yang hanya punya motor, punya smartphone, dan berkemauan keras bisa bekerja," ujar Nadiem Makarim ketika itu.

"Kami juga berusaha untuk menyejahterakan tukang ojek yang mungkin selama ini penghasilannya tidak seberapa dengan memberikan pendapatan tambahan yang didapat dari Gojek Indonesia ini," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Tak terbayangkan, ribuan orang mendaftar ingin menjadi driver Gojek. Di saat persaingan ojek online makin keras, Gojek masih bertahan hingga sekarang.

2. Menjadi Unicorn

Status unicorn Gojek didapat pada pertengahan tahun 2016, tepatnya bulan Agustus. Kala itu mereka mendapatkan investasi baru dalam jumlah sangat menggiurkan, USD 550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun dari konsorsium investasi global yang terdiri dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital serta Capital Group Private Markets.

Berkat investasi tersebut, valuasi Gojek diperkirakan meroket menjadi lebih dari USD 1 miliar sehingga telah sah menjadi startup unicorn pertama di Indonesia.

3. Naik jadi Decacorn

Ternyata, Gojek tumbuh lebih pesat dari itu. Pada 2019, Gojek resmi menjadi perusahaan Decacorn pertama di Indonesia yang mana berarti perusahaan tersebut memiliki valuasi lebih dari USD 10 miliar.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang saat itu menjabat, Rudiantara, turut bangga mendengar kabar Gojek sudah berstatus decacorn. Ia juga menyebutnya sebagai pencapaian regional, bukan cuma nasional.

"Alhamdulillah. Saya rasa kita turut bangga, karena ini bukan hanya menjadi milestone nasional, tapi juga regional," kata Rudiantara kepada media dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (9/4/2019).

"Karena Gojek juga hadir di beberapa negara di kawasan ASEAN. Menurut saya membanggakan," tuturnya mengenai kabar keberhasilan Go-Jek menjadi startup decacorn pertama Indonesia.

Halaman selanjutnya: Variasi layanan dan lahirnya GoTo

4. Layanan makin banyak

Sudah ada banyak layanan yang disediakan Gojek, bukan hanya ojek online tapi juga GoCar, GoFood, GoPlay (layanan streaming hiburan), GoClean sampai GoMassage (kedua layanan yang ada di GoLife ini dihentikan setelah pandemi melanda). Gojek juga menyediakan layanan pengiriman barang (GoSend), GoPulsa, hingga GoMart. Gojek juga salah satu aplikasi yang terintegrasi dengan Peduli Lindungi.

5. Kolaborasi GoTo

Gojek akhirnya resmi merger dengan Tokopedia pada 2021 dan grupnya dinamakan GoTo. Andre Soelistyo dari Gojek akan memimpin GoTo sebagai CEO Group, dengan Patrick Cao dari Tokopedia sebagai Presiden GoTo.

Sedangkan, Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia.

[Gambas:Instagram]


Gojek dan Tokopedia melalui grup GoTo meluncurkan gerakan Bangkit Bersama yang menyasar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di berbagai daerah untuk menjadikan produk lokal pilihan utama masyarakat Indonesia.

"GoTo ingin terus berkontribusi supaya UMKM bisa tetap berjualan, bisa membantu operasional dan pengelolaan. Kami ingin terus berinovasi supaya bisa jadi jembatan. Inisiatif Bangkit Bersama kami susun supaya juga fokus di daerah agar lebih banyak UMKM bisa masuk ke ekosistem," ujar Andre Sulistyo, CEO Grup GoTo dan CEO GoTo Financial.

Halaman 2 dari 2
(ask/fay)