Tren dan Proyeksi Data Center di Indonesia Tahun 2021
Hide Ads

Tren dan Proyeksi Data Center di Indonesia Tahun 2021

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 23 Jan 2021 21:30 WIB
Data Center Lulea
Ilustrasi data center. Foto: Facebook
Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia terus naik, seiring melesatnya jumlah pengguna internet. Namun hal itu juga harus diikuti dengan pembangunan infrastruktur digital yang memadai, termasuk fasilitas data center. Nah, seperti apa trennya di tahun 2021 ini?

"Di masa depan, kita akan memiliki lebih banyak operator data center, khususnya yang terpisah dari operator telekomunikasi karena operator telekomunikasi lebih banyak menyediakan layanan yang terkait 5G dibandingkan dengan layanan dasar infrastruktur IT," kata Elisabeth Simatupang, Country Manager SpaceDC dalam keterangannya.

Berdasarkan laporan dari IDC FutureScape, pada akhir tahun 2021, 80% perusahaan akan menerapkan mekanisme peralihan infrastruktur dan aplikasi IT yang berpusat pada cloud dua kali lebih cepat dari sebelum terjadinya pandemi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, negara seperti Indonesia memantapkan diri sebagai negara ekonomi digital mandiri dengan munculnya ide-ide lokal untuk menangani permasalahan khas tiap negara. Maka, akan ada pembangunan data center lebih besar di luar kota Jakarta, misalnya Surabaya.

Adapun yang mendorong peningkatan permintaan data center di Indonesia antara lain adalah Internet of Things (IoT) karena layanan digital sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari.

ADVERTISEMENT

Kemudian dengan teknologi berbasis 5G, operator diharuskan menyediakan lebih banyak layanan dibanding sebelumnya. Jaringan teknologi berbasis 5G akan membutuhkan trafik data yang lebih padat dan cepat, yang akan meningkatkan permintaan pada kapasitas data center.

Elisabeth melanjutkan kebutuhan data center suatu negara didorong meningkatnya pengguna internet dan medsos serta konektivitas lebih luas. Nah, permintaan fasilitas internet meningkat eksponensial dengan 150 juta orang Indonesia melek internet tahun 2023 dan di dua tahun terakhir, ada 20 juta pengguna baru medsos.

Kemudian ada pula visi pemerintah 'Go Digital 2020' dan 'Industri 4.0', mendorong kebutuhan lebih banyak data center karena sejuta nelayan dan petani akan mendapat dukungan online dari ribuan startup teknologi terkait upaya mendigitalkan 8 juta Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM.

Pertumbuhan cloud computing di tahun 2021

Pada 2021, cloud akan mendukung cara perusahaan beradaptasi dengan new normal. Forrester memprediksi bahwa pasar global infrastruktur public cloud akan tumbuh 35% menjadi USD 120 miliar pada tahun 2021.

"Terungkap bahwa raksasa teknologi tertarik memperluas layanan cloud mereka di Indonesia. Riset tersebut menyebutkan penyedia cloud hyperscale seperti Alibaba, Microsoft, Google, dan AWS telah jadi pendorong kuat bagi pasar Indonesia dengan mengumumkan mereka akan membuka data center sendiri dikarenakan penerapan cloud computing yang cepat," sebut Elisabeth.

Menurutnya, institusi pendidikan, rumah sakit, asuransi, sektor perbankan mungkin akan beralih ke cloud computing. Pada dasarnya menurut dia, sektor apapun dengan sistem lama yang perlu ditingkatkan akan mendapat manfaat paling banyak dari migrasi ke cloud.

Mengenai teknologi ramah lingkungan, Elisabeth mengklaim pihaknya telah menerapkannya. Hal ini seiring going green jadi tren, misalnya Google berkomitmen agar semua data center dan bangunannya di seluruh dunia didukung secara eksklusif oleh energi terbarukan pada tahun 2030.

"Sebagian energi kami berasal dari sumber daya ramah lingkungan yang memungkinkan fasilitas kami menghasilkan listriknya sendiri tanpa bergantung pada jaringan listrik PLN. Ini membantu kami menghasilkan pendinginan tanpa listrik, yang meningkatkan efisiensi dan mengurangi Power Usage Effectiveness (PUE) kami," klaim Elisabeth.

Di sisi lain, mengenai masa depan data center di era IoT, riset Cisco menyebut akan ada lebih dari 50 miliar perangkat yang terhubung di seluruh dunia pada tahun 2021.

"Yang pasti, semua perangkat yang terhubung ini akan menghasilkan data dalam jumlah yang tidak masuk akal, dan semua data ini akan melewati atau bahkan berakhir di data center. Data center harus mampu menangani fungsi baru dari perubahan penerapan IoT," kata Elisabeth.

Halaman 2 dari 2
(fyk/jsn)