Meteor Langka yang Jatuh di Rumah Josua Jadi Milik Warga AS
Hide Ads

Meteor Langka yang Jatuh di Rumah Josua Jadi Milik Warga AS

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 19 Nov 2020 08:50 WIB
Seorang warga di Dusun Sitambarat, Kolang, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, membuat heboh karena menyebut rumahnya ditiban meteor. Buktinya adalah atap rumah bolong dan sebongkah batu.
Meteor di rumah Josua. Foto: Abdi Somat Hutabarat/detikcom
Jakarta -

Seorang warga negara Indonesia bernama Joshua Hutagalung menjadi kaya mendadak. Beberapa waktu silam, rumahnya ketiban batu yang diduga meteor yang akhirnya terjual dengan harga tinggi. Dilaporkan saat ini, batu itu telah berada di tangan kolektor. Siapa dia?

Media-media di mancanegara ramai memberitakan peristiwa ini. Awal kejadiannya, Joshua yang tinggal di Kolang, Sumatera Utara ini pada bulan Agustus silam kaget bukan kepalang karena ada batu cukup besar yang jatuh menembus atap rumahnya.

"(Kejadian) tanggal 1 Agustus. Awalnya, sebelum kejatuhan batu ada suara gemuruh di langit. Terus saya kerja buat peti mati. Lalu beberapa menit kemudian ada hantaman di atap sampai rumah goyang," kata Josua saat dihubungi, Rabu (18/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabar jatuhnya meteor itu, yang dipajang rekamannya oleh Josua di Facebook, sampai ke pakar batu antariksa, Jared Collins yang berada di Bali. Jared lantas mendatangi rumah Josua dan membelinya. "Saya membawa uang sebanyak yang saya bisa kumpulkan dan pergi menemui Joshua," kata Jared.

Meski menurut beberapa media seperti Daily Mail harga meteor itu miliaran, Josua membantahnya. "Batunya kemarin saya jual Rp 200 juta batunya. Itu beratnya 1.800 gram. Itu saya jual ke orang Bali, atas nama Jared, bule tuh. Terus dia juga beli atap seng yang bolong Rp 14 juta. Jadi total Rp 214 juta," kata Josua.

ADVERTISEMENT

Jared lalu mengirimkan batu antariksa itu ke Amerika Serikat untuk kemudian dibeli oleh seorang kolektor. Saat ini, meteor bersangkutan disimpan dalam nitrogen cair di Centre of Meteorite Studies di Arizona State University.

Klasifikasi meteornya disebut adalah CM1/2 carbonaeous Chodnrite, varietas yang disebut sangat langka. Menurut ilmuwan, meteor tersebut diyakini mengandung asam amino unik dan elemen kuno lainnya yang mungkin bisa menjawab asal muasal kehidupan. Adapun usianya diestimasi sekitar 4,5 miliar tahun.

Meteor memang tidak jarang terjual dengan harga tinggi. Juga pada bulan Agustus, 200 fragmen meteor berusia 4,6 miliar tahun jatuh di area Santa Filomena, Brasil. Salah satu pecahan terbesar seberat 40 kilogram, dengan estimasi harga 20 ribu poundsterling.

Media yang berbasis di AS, New York Post, menyebut bahwa sosok pembelinya adalah Jay Piatek, seorang dokter dan kolektor meteor. Ia bermukim di kota Indianapolis.

Salah satu koleksinya yang terkenal adalah batu dari Mars yang berjuluk Black Beauty, berumur 4,4 miliar tahun. Ketika asteroid menabrak Mars, baru itu terlempar ke angkasa dan mendarat di Bumi, di sekitar Sahara. Piatek membelinya pada tahun 2011.

Piatek memang gandrung menjadi kolektor batu antariksa. Dari 2 kilogram Black Beauty yang diketahui eksis, dua pertiganya pernah dimiliki olehnya.

"Saya senang bisa mendapatkan kepingan antariksa yang berusia miliaran tahun dan bisa memegangnya di tangan," katanya, dikutip dari Science Mag. Sebagian batu koleksi itu ia simpan di rumahnya, ada yang berada di bank, sebagian di universitas. Ia pernah memiliki sampai 1.300 spesimen batu luar angkasa.

Beberapa tahun lalu, Piatek memutuskan agak mengurangi kegiatan membeli batu antariksa karena sakit. Dia menjual sampai 400 spesimen, termasuk sepasang Black Beauty yang terjual lebih dari sejuta dolar ke Naveen Jain, seorang juragan teknologi.

Namun walau tak seheboh dulu, hobinya itu tampaknya masih terus dilakukan sampai sekarang di tengah kesibukannya. Terbukti ialah yang disebutkan sebagai pemilik baru meteor yang jatuh di rumah Josua.