Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Ilmuwan Temukan Fosil Lengkap, Ternyata Mbah-nya Kepiting

Ilmuwan Temukan Fosil Lengkap, Ternyata Mbah-nya Kepiting


Rachmatunnisa - detikInet

Fosil hewan purba
Ilmuwan Temukan Fosil Lengkap, Ternyata Mbah-nya Kepiting Foto: Earth.com
Daftar Isi
Jakarta -

Para ilmuwan telah menemukan fosil langka berusia 520 juta tahun dengan organ internalnya yang terawetkan sepenuhnya, yang memberikan wawasan tentang nenek moyang paling awal dari arthropoda.

Para peneliti di University of Durham melakukan penemuan ini di China dan mempublikasikan temuan mereka di jurnal Nature. Fosil tersebut diberi nama Youti yuanshi, dan dikaitkan dengan hewan modern seperti kepiting, lobster, laba-laba, serangga, dan kelabang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ilmuwan mengatakan fosil ini milik larva dan sangat kecil. Jadi, pemindaiannya membutuhkan teknologi yang kompleks. Tim tersebut mengandalkan teknologi pemindaian canggih untuk memindai Youti yuanshi. Mereka menyatakan dalam siaran pers bahwa pencitraan 3D dari wilayah otak miniatur, kelenjar pencernaan, sistem peredaran darah primitif, dan bahkan jejak saraf yang memasok kaki dan mata sederhana larva telah dilakukan.

Mimpi menjadi kenyataan

Dr. Martin Smith dari University of Durham, penulis utama studi ini, menggambarkan penemuan fosil tersebut sebagai sesuatu yang telah lama ia impikan.

ADVERTISEMENT

"Dulu, ketika saya melamun tentang fosil yang paling ingin saya temukan, saya selalu memikirkan larva arthropoda, karena data perkembangan sangat penting untuk memahami evolusi mereka," katanya seperti dikutip dari Earth.com.

Fosil tersebut saat ini berada di Universitas Yunnan di China. Ia menambahkan bahwa larva sangat rapuh, itulah sebabnya diyakini hampir mustahil untuk menemukan fosilnya. Namun, ketika tim menemukan spesimen ini, mereka terkejut karena mereka tidak hanya menemukan larva yang telah menjadi fosil, tetapi juga larva dengan organ-organnya yang masih utuh. Smith mengaku ternganga ketika melihat struktur yang terawetkan di bawah kulitnya.

"Bagaimana mungkin fitur-fitur rumit ini terhindar dari pembusukan dan masih ada hingga saat ini, setelah setengah miliar tahun?," kenangnya.

Karenanya, temuan fosil ini sangat berharga untuk ilmu pengetahuan, tertutama untuk menelusuri nenek moyang hewan arthropoda.




(rns/afr)







Hide Ads