Perusahaan Bikinan Bill Gates Tak Kena Dampak Corona, Malah Cuan
Hide Ads

Perusahaan Bikinan Bill Gates Tak Kena Dampak Corona, Malah Cuan

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Kamis, 23 Jul 2020 13:22 WIB
NEW YORK, NY - MAY 2: The Microsoft logo is illuminated on a wall during a Microsoft launch event to introduce the new Microsoft Surface laptop and Windows 10 S operating system, May 2, 2017 in New York City. The Windows 10 S operating system is geared toward the education market and is Microsofts answer to Googles Chrome OS. (Photo by Drew Angerer/Getty Images)
Foto: Drew Angerer/Getty Images
Jakarta -

Microsoft, yang didirikan oleh Bill Gates, ternyata tak terkena dampak pandemi Corona dari segi finansial dan tetap mencatatkan keuntungan.

Dalam laporan keuangan Q4 tahun fiskal mereka, Microsoft melewati prediksi Wall Street baik dalam hal pemasukan maupun keuntungan selama tiga bulan terakhir, saat banyak perusahaan lain mengalami penurunan akibat pandemi Corona.

Bahkan, banyak divisi Microsoft yang malah mencatatkan keuntungan akibat pandemi ini. Salah satunya karena banyak pegawai kantoran harus bekerja dari jarak jauh dengan memanfaatkan konferensi video.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Microsoft mencatatkan pemasukan sebanyak USD 38 miliar pada kuartal ini, meningkat 13% dibanding tahun lalu. USD 11,2 miliar di antaranya merupakan keuntungan, meningkat 5% dari tahun sebelumnya.

Salah satu pendorongnya adalah berbagai bisnis perusahaan Bill Gates ini terus moncer, seperti semakin meningkatnya pengguna layanan cloud Microsoft, dan juga ada peningkatan pemasukan dari Surface dan Xbox.

ADVERTISEMENT

Sektor Intelligent Cloud milik Microsoft berkontribusi sebesar USD 13,4 miliar untuk pemasukan, meningkat 17% dari tahun lalu. Peningkatan terbesar berasal dari platform Azure, yang tumbuh hampir 50%.

Selain itu ada juga Surface dan Xbox, yang meski tak sebesar Azure ataupun menghasilkan uang sebanyak Office ataupun Windows, tetap tumbuh dengan signifikan. Pemasukan Surface meningkat hampir 30% dibanding tahun lalu, dan pemasukan konten dan layanan untuk Xbox meningkat 65%.

Saham Microsoft sendiri terus meningkat dan ditutup di angka USD 211,75 per lembar saham, bahkan sempat menyentuh USD 216,38. Membuat MIcrosoft kini jadi perusahaan termahal kedua di dunia dengan market cap USD 1,6 triliun, mengalahkan Amazon, dan hanya sedikit di bawah Apple.

"Lima bulan terakhir semakin menunjukkan kalau intensitas teknologi adalah kunci terhadap ketahanan bisnis. Organisasi yang membangun kemampuan digitalnya sendiri akan pulih lebih cepat dan kembali muncul dari krisis dengan lebih kuat," tulis CEO Microsoft Satya Nadella dalam pernyataannya.

Nadella pun menyebut perusahaan yang didirikan Bill Gates ini punya posisi unik yang bisa membantu transformasi perusahaan dan organisasi lain untuk mencapai tujuannya dalam memenuhi kebutuhan konsumen, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (23/7/2020).




(asj/fay)