Kemajuan teknologi bisa dimanfaatkan UMKM di Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya, terutama di saat pandemi seperti sekarang. Sebab hal itu pula yang dirasakan pengusaha muda asal Yogyakarta, Andromeda, dan Ibu Rumah Tangga asal Palembang, Rosalina.
Andro mengatakan memulai bisnis penjualan es krim dari sebuah proyek semasa kuliah peternakan di Universitas Gadjah Mada tahun 2008 silam. Karena melihat prospek usaha yang sangat menguntungkan, ia terus melanjutkan bisnis yang akhirnya diberi nama Sweet Sundae Ice Cream. Setelah lulus kuliah ia menjadi supplier banyak hotel dan catering di Yogyakarta.
"Bisnis ini sangat berkembang, tapi saat masuk masa pandemi COVID-19, langsung mandek karena semua bisnis yang saya suplai pun terkena dampak negatif," ujarnya dalam keterangan tertulis Grab, Senin (20/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Usaha saya pun langsung saya ubah dari yang tadinya hanya melayani bisnis, sekarang langsung menjual kepada pelanggan dan semuanya 100% online," imbuhnya.
Kata Andro, ia lalu memutuskan mendaftar ke SiBakul Jogja MarketHub milik pemerintah dan juga menjadi merchant GrabFood. Sebulan setelahnya, penjualan Sweet Sundae Ice Cream kembali meningkat.
"Saya mendaftar ke SiBakul Jogja MarketHub milik pemerintah dan juga menjadi merchant GrabFood. Dalam kurun waktu satu bulan setelahnya, penjualan Sweet Sundae Ice Cream sudah kembali meningkat hingga 70% dan saya tetap bisa mempekerjakan 25 karyawan saya. Sangat bersyukur," jelasnya.
Lain lagi cerita tentang Rosalina yang kini menjalankan warung digital 'Rosa' di Palembang. Rosa telah merasakan manfaat digitalisasi dalam menjalankan usahanya saat ia bergabung dengan GrabKios.
"Saya dulu tidak paham tentang teknologi, jadi saya belajar cara menggunakan smartphone saya. Beberapa tahun lalu, saya memutuskan untuk membuka sebuah warung kecil, tapi hanya menjual barang-barang kebutuhan harian saja," kata Rosa.
Rosa melanjutkan dengan teknologi GrabKios, ia bisa menawarkan lebih banyak layanan bagi pelanggan, seperti pembelian token listrik, pembayaran tagihan, dan juga transfer uang. Ia merasa senang jadi bisa bantu warga sekitar yang kebanyakan belum punya akses bank.
"Saya juga pertama kali membuka dan punya tabungan saat bergabung dengan GrabKios. Sekarang jadi mudah untuk mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat. Senang sekali rasanya karena jadi bisa merenovasi rumah dan warung, serta menambah modal mengisi warung. Teknologi benar-benar bantu saya buat berkembang," jelasnya.
Adapun menurut Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, Andromeda dan Rosalina merupakan 2 dari jutaan UMKM Indonesia yang telah memanfaatkan teknologi untuk bisa berkembang dan membawa manfaat baik bagi lebih banyak orang.
"Tapi faktanya, mereka hanya 13% dari UMKM Indonesia yang sudah terdigitalisasi. Sejalan dengan misi GrabForGood, kami tidak hanya ingin menghadirkan platform digital yang bisa membantu mereka melakukan digitalisasi, tapi ada tanggung jawab yang lebih besar untuk membantu mereka bisa memanfaatkan digitalisasi secara optimal yang bisa mendorong bisnis mereka bertumbuh," ujarnya.
Sebagai informasi, pada saat bersamaan, Grab bersama Sahabat UMKM membuka program pelatihan, pendampingan, dan konsultasi bisnis gratis buat UMKM di Indonesia. Program 'Grab #TerusUsaha Akselerator' ini sudah dibuka pendaftarannya buat UMKM mulai hari ini melalui www.grabforgood.id.
Program intensif selama 2,5 bulan ini menghadirkan berbagai sesi agar peserta terpilih dari UMKM dapat memperoleh ilmu untuk menumbuhkan potensi bisnisnya dengan meningkatkan penggunaan platform digital dan kemampuan bisnis mereka. Pendaftaran akan dibuka selama 6 hari, hingga 26 Juli 2020.
"Harapannya, program Grab #TerusUsaha Akselerator UMKM akan semakin benar-benar membantu lebih banyak UMKM untuk bisa maju, dan mereka juga bisa mendorong lebih banyak kemajuan di sekitar mereka," tutup Neneng.
(prf/fay)