Produk Apple, Cisco dan Dell termasuk produk buatan perusahaan Amerika Serikat yang ikut menjadi korban pertikaian antara China dan India. Pasalnya pelabuhan India memutuskan untuk menahan produk impor dari China.
Dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (25/6/2020) walau belum ada arahan langsung dari pemerintah, petugas bea cukai di pelabuhan besar India telah menahan kontainer yang berasal dari China dan meminta izin masuk tambahan.
Sumber dari industri di India mengatakan produk dari Apple, Cisco dan Dell termasuk produk yang ditahan bea cukai. Sementara itu komponen elektronik milik Foxconn, perusahaan manufaktur yang dikontrak Apple untuk membuat iPhone di India, juga terdampak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak diketahui pelabuhan mana yang menahan kontainer berisi produk-produk ini.
US-India Strategic Partnership Forum (USISPF), kelompok lobi yang mewakili perusahaan AS, dalam suratnya kepada Kementerian Perdagangan India mengatakan ketidakjelasan situasi dan penundaan bisa mengganggu bisnis dan operasi manufaktur.
"Otoritas tiba-tiba menghentikan izin pengiriman produk industri yang datang dari China (dan mungkin negara lain) di sebagian besar pelabuhan dan bandar udara utama," tulis USISPF dalam suratnya.
"Ini akan mengirimkan sinyal yang mengkhawatirkan untuk investor asing yang mencari prediktabilitas dan transparansi," sambungnya.
Asosiasi industri elektronik dan mobile di India, ICEA, mengatakan anggotanya diberitahu bahwa Bandar Udara Chennai, Mumbai dan Delhi memiliki prosedur pemeriksaan baru untuk semua produk yang datang dari China.
Biasanya, barang untuk importer reguler langsung diloloskan secara otomatis. ICEA dalam suratnya kepada Kementerian Keuangan India meminta pemerintah untuk mengambil langkah.
Langkah India yang membatasi masuknya produk elektronik dan gadget dari China datang setelah ketegangan antara kedua negara yang berakibat pada tewasnya 20 tentara India di perbatasan.
Apple dkk bukan satu-satunya korban dari pertikaian ini. Setelah bentrokan tersebut, media sosial di India ramai dengan ajakan untuk memboikot ponsel buatan vendor China.
(vmp/fay)