Perseteruan Huawei dengan pemerintah Amerika Serikat masih terus berlanjut. Bahkan menurut pendiri Huawei, Ren Zhengfei, serangan dari pemerintah AS masih akan terus meningkat di tahun 2020.
Prediksi Ren ini disampaikan saat ia berbicara di World Economic Forum 2020 di Davos, Swiss. Walau tekanan dari AS masih meningkat, Ren mengatakan Huawei tidak perlu khawatir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: China Desak Kanada Bebaskan Bos Huawei |
"Tahun ini AS mungkin akan semakin meningkatkan kampanye mereka melawan Huawei, tetapi saya rasa dampaknya pada bisnis Huawei tidak akan terlalu signifikan," kata Ren seperti dikutip detikINET dari CNBC, Rabu (22/1/2020).
"Tahun ini pada tahun 2020, karena kami sudah mendapatkan pengalaman dari tahun lalu dan kami memiliki tim yang lebih kuat, saya pikir kami lebih percaya diri bahwa kami dapat bertahan dari serangan yang lebih kuat," imbuhnya.
Seperti diketahui, Huawei telah menjadi target pemerintah AS karena kedekatan hubungannya dengan pemerintah China. Pemerintah AS khawatir Huawei bisa mengancam keamanan nasional karena peralatan jaringan yang digunakan bisa digunakan untuk tujuan spionase.
Sejak pertengahan tahun 2019, Huawei bahkan dimasukkan ke dalam daftar hitam pemerintah AS yang membatasi bisnis mereka dengan perusahaan asal AS. Salah satu akibatnya, ponsel buatan Huawei tidak lagi bisa menggunakan layanan milik Google.
Tapi Huawei sudah mempersiapkan teknologi alternatifnya sendiri, termasuk dari segi hardware maupun software. Huawei juga sudah mengenalkan sistem operasinya sendiri yang disebut HarmonyOS, walau masih belum digunakan di ponsel manapun.
Ren mengatakan bahwa pemerintah AS terlalu mengkhawatirkan perusahaannya. Pria berusia 75 tahun ini mengatakan Huawei sudah menghabiskan ratusan miliar untuk menyiapkan 'Plan B' yang akan membantu perusahaannya untuk bertahan hidup.
"Jika kami memiliki rasa aman dari pemerintah AS, kami tidak perlu membuat rencana cadangan ini. Karena kami tidak memiliki rasa aman itu, kami menghabiskan ratusan miliar untuk mempersiapkan plan B. Itu sebabnya kami bisa bertahan dari serangan pertama," pungkasnya.
(vmp/fay)