CEO Qualcomm Steve Mollenkopf mengakui kalau perusahaannya itu masih memasok sejumlah komponen untuk Huawei. Komponen-komponen tersebut menurut Mollenkopf hanyalah komponen yang tidak masuk ke dalam daftar pemblokiran.
Huawei memang masih mendapat pengecualian dari pemerintah AS soal pasokan komponen ini. Pada Mei lalu mereka diberi waktu 90 hari untuk tetap bisa mendapat pasokan komponen dan software yang dibutuhkan untuk operasional perangkatnya yang sudah ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qualcomm sendiri menurut Mollenkopf sangat tertarik untuk bekerja sama jangka panjang dengan Huawei. Namun itu tentunya tergantung dari Presiden AS Donald Trump, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Jumat (27/9/2019).
Huawei tampaknya memang dijadikan 'tahanan' untuk meningkatkan posisi tawar AS dalam perjanjian perdagangan antara AS dan China. Dan hal ini mempunyai dampak yang sangat besar untuk Huawei, contohnya saja lini Mate 30 yang tak dikapalkan dengan Google Mobile Services, yang membuatnya tak bisa menggunakan bermacam aplikasi utama milik Google.
Belum lagi jika menghitung potensi kerugian untuk banyak perusahaan AS yang tak bisa berbisnis dengan Huawei. Pasalnya pada 2018 saja, Huawei mengeluarkan USD 11 miliar untuk belanja komponen dan software ke perusahaan AS, seperti Google, Intel, Qualcomm dan Micron.
Khusus untuk Micron, Huawei tercatat sebagai konsumen terbesarnya untuk 2018 lalu. Jika Micron tak mendapat pemasukan dari Huawei, tentu mereka bakal kehilangan potensi pendapatan yang sangat besar.
(asj/fay)