CEO Nvidia Jensen Huang mengutarakan kekhawatirannya terhadap perkembangan kemampuan AI Huawei ke pemerintah Amerika Serikat.
Menurut seorang anggota kongres senior, baru-baru ini Huang menemui Kongres Amerika Serikat untuk mengadukan kekhawatirannya itu. Yaitu dalam sebuah rapat tertutup antara sejumlah eksekutif Nvidia bersama House of Representatives Foreign Affairs Committee.
Salah satu topik yang dibicarakan adalah kemampuan chip AI Huawei dan bagaimana pembatasan terhadap chip Nvidia di China malah membuat Huawei terpacu untuk membuat chip AI yang lebih kompetitif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika DeepSeek R1 dilatih menggunakan chip Huawei atau model (AI) open source di masa depan dilatih menggunakan chip Huawei yang lebih teroptimasi, hal itu malah berisiko menciptakan pasar tersendiri untuk chip Huawei," kata anggota kongres senior yang tak disebut namanya itu.
Sementara itu Nvidia dalam pernyataan resminya menyebut Huang bertemu dengan House Foreign Affairs Committe hanya untuk mendiskusikan kepentingan strategis AI sebagai infrastruktur nasional, dan perlunya berinvestasi di industri manufaktur Amerika.
Juru bicara Nvidia John Rizzo juga menyebut Nvidia memastikan dukungan penuhnya untuk pemerintah Amerika yang mau mempromosikan teknologi Amerika dan berbagai minatnya di seluruh dunia.
Seperti diketahui, chip AI Nvidia punya peran sangat besar di berbagai chatbot berbasis AI yang ada saat ini. Dan, chip tersebut juga menjadi sasaran utama aturan ekspor Amerika yang diterapkan sejak masa jabatan pertama Presiden Donald Trump.
Untuk menghadapi aturan tersebut, Nvidia kemudian mendesain chip khusus yang memenuhi batasan tertentu untuk pasar China, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (2/5/2025).
Namun informasi terbaru menyebutkan Presiden Trump meminta Nvidia berhenti menjual chip terbarunya, H20, ke China. Chip tersebut belakangan sangat diminati di China untuk melatih AI model yang tak membutuhkan komputasi tinggi, termasuk model terbaru dari DeepSeek.
(asj/asj)