Warisan Diogo Jota Tak Hanya di Sepakbola Tapi Juga di Game dan Esports
Hide Ads

Warisan Diogo Jota Tak Hanya di Sepakbola Tapi Juga di Game dan Esports

Panji Saputro - detikInet
Sabtu, 05 Jul 2025 19:30 WIB
Pemain Liverpool dan Timnas Portugal, Diogo Jota, dikabarkan meninggal dunia. Duka mendalam menyelimuti dunia sepak bola internasional.
Diogo Jota. Foto: REUTERS/Chris Radburn
Jakarta -

Diogo Jota, bukan sekadar bintang sepakbola, tapi juga gamer hebat di game FIFA (sekarang EA Sports FC). Berikut kisah singkatnya.

Jota merupakan pemain sepakbola yang begitu berbakat. Dirinya menjadi penyerang handal di salah satu klub besar di Inggris, yakni Liverpool. Sederet prestasi pun sudah didapatkan, termasuk memenangkan English Premier League dan juga UEFA Nations League bersama Portugal.

Di kehidupan nyata, ia tak hanya hebat di dalam lapangan. Bakatnya mengolah si kulit bundar secara virtual juga sangat membanggakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara banyak orang mengetahui kalau Jota punya karir sepakbola yang cemerlang, di sisi lain ia juga punya peran besar di esports. Dirinya merupakan salah satu dari sedikit pesepakbola profesional yang memiliki tim di ekosistem ini.

Pada November 2020, dirinya membangun tim esports bernama Diogo Jota Esports. Kemudian timnya berganti nama menjadi Luna Esports atau Luna Galaxy.

ADVERTISEMENT

Timnya itu berkantor pusat di Portugal. Mereka sering mengikuti ajang bergengsi dari sederet game kondang seperti FIFA (sekarang EA Sports FC), Dota 2, dan Rocket League. Tercatat pada pertengahan tahun 2025, tim ini meraih lebih dari USD 430 ribu atau sekitar Rp 6,9 miliar dalam bentuk hadiah turnamen.

Namun menariknya, sebelum membangun tim esports, Jota sendiri memang aktif berkompetisi di game FIFA (sekarang EA Sports FC). Ia tak hanya menjadi penggemar, tapi menjadi salah satu gamer yang terkenal lihai memainkan game ini.

Jota pernah ikut berkompetisi esports di level profesional dan bahkan sempat menduduki peringkat atas dalam mode online-nya. Pada April 2020, Jota mencetak rekor impresif 30-0 di FUT Champions dan masuk dalam 20 pemain global teratas.

Itu bukan kebetulan, sebab Jota terus meraih peringkat elit di bulan-bulan berikutnya, hingga akhirnya lolos ke FIFA 22 Global Series Qualifier, salah satu turnamen paling kompetitif di Eropa. Ia memulai debutnya di turnamen itu melawan Gorilla, juara dunia 2017.

Kecintaannya terhadap game juga terlihat dari selebrasi golnya. Salah satunya ialah setelah mencetak dua gol kala melawan Southampton FC di EPL, ia duduk dan menirukan gamer yang sedang bermain game dengan joystick.

Ia juga pernah berpartisipasi dalam berbagai acara besar, termasuk Esports World Cup 2024 di Riyadh, Arab Saudi. Ketika itu ia menghadiri berbagai turnamen Counter-Strike 2 dan bergaul dengan para pemain papan atas.

Di usianya yang baru 28 tahun, Jota telah menciptakan warisan di dunia olahraga khususnya Sepakbola dan juga esports. Kecintaannya pada FIFA (sekarang EA Sports FC) dan esports, membuatnya menjadi sosok yang dicintai di dua komunitas - dan keduanya berduka atas kehilangan seseorang yang sangat bertalenta.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Jota dan adiknya Andre Silva, meninggal dalam kecelakaan mobil di jalan raya dekat Kota Zamora, Spanyol, pada Rabu, 2 Juli 2025 dini hari waktu setempat.

Laporan kepolisian menyebut mobil Jota hilang kendali usai pecah ban saat hendak menyalip. Hal itu berakibat fatal karena mobilnya terbakar.




(hps/asj)