Masa Depan Semikonduktor Indonesia: Fokus Desain Chip dan Transfer Teknologi
Hide Ads

Masa Depan Semikonduktor Indonesia: Fokus Desain Chip dan Transfer Teknologi

Anggoro Suryo - detikInet
Sabtu, 05 Jul 2025 20:15 WIB
ICDeC
Foto: Dok. ICDeC
Jakarta -

Kebutuhan global terhadap teknologi chip semikonduktor terus meningkat secara signifikan. Melihat potensi strategis ini, Pemerintah Indonesia pun mendorong pembangunan ekosistem semikonduktor nasional.

Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah ringan, mengingat ekosistem ini melibatkan rantai pasok yang kompleks, penguasaan teknologi tinggi, dan investasi biaya yang sangat besar. Mulai dari material, desain chip, manufaktur, hingga perakitan komponen dalam produk elektronik.

Inisiatif ini melahirkan Konsorsium Chip Design Indonesia, yang dipimpin oleh Prof. Trio Adiono (pakar chip desain dari ITB), bekerja sama dengan sektor industri yang diwakili oleh Polytron. Kolaborasi ini membentuk Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDeC) - sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari 16 universitas besar di Indonesia, termasuk ITB dan Universitas Prasetiya Mulya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dunia akademik Indonesia memilih untuk memfokuskan langkah awal pada desain chip, bidang yang memiliki barrier entry lebih rendah dibandingkan aspek semikonduktor lainnya," kata Permata Nur Miftahur Rizki, Ph.D. selaku Ketua Bidang Kerjasama dan Kolaborasi ICDeC, dalam keterangan yang diterima detikINET.

"Didukung oleh Kemenko Perekonomian, Kementerian Diktisainstek, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Luar Negeri , melalui delegasi ICDEC dalam kunjungan ke eropa yg dipimpin oleh Prof Trio di medio Mei 2025 tengah menjajagi kemitraan strategis dengan pelaku global industri semikonduktor, antara lain: dengan IMEC (Belgia), pusat penelitian dan inovasi independent terbesar di dunia untuk nanoelektronik dan teknologi digital, dan ASML (Belanda), perusahaan multinasional yang berbasis di Belanda dan merupakan produsen peralatan semikonduktor terkemuka di dunia," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Melalui kemitraan ini, Indonesia akan mendapatkan transfer teknologi penting dalam memperkuat posisi di rantai pasok global semikonduktor. Selain itu, kolaborasi ini juga membuka jalan dalam penyediaan SDM unggul melalui riset akademik dan lulusan siap kerja.

Permata Nur juga menambahkan saat ini Universitas Prasetiya Mulya, lewat Program Studi Artificial Intelligent Robotics (AIR) di STEM Prasetiya Mulya, universitas ini menyiapkan kurikulum berbasis semikonduktor untuk pengembangan SDM masa depan.

Dalam kurikulum ini, mahasiswa didorong untuk berkolaborasi lintas universitas dalam negeri seperti ITB, UI, UGM, ITS, serta mendapatkan pengalaman internasional di negara-negara seperti Taiwan, Belanda, Belgia, dan lainnya yang memiliki kekuatan di sektor semikonduktor.




(asj/asj)