Ia mengatakan bahwa pihak penyedia jasa ride hailing dari Indonesia tersebut sudah sempat menemuinya satu bulan yang lalu. Di situlah Go-Jek menyampaikan minat untuk masuk ke pasar Negeri Jiran.
"Saya katakan bahwa negara kami terbuka untuk investasi dari asing. Jika mereka mau membuka perusahaan di sini, mereka dipersilakan untuk melakukannya," ujarnya, sebagaimana detikINET kutip dari Malay Mail, Senin (20/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dengar mereka sedang dalam proses untuk membangun perusahaan di sini," ucapnya menambahkan.
Ia menolak untuk memberi informasi apakah Go-Jek sudah mengajukan izin operasional di sana. Tetapi Loke juga menyebut bahwa Go-Jek belum menemui masalah apa-apa dalam proses yang tengah dijalaninya kini.
Lebih lanjut, menteri berusia 42 tahun itu juga mengingatkan bahwa Malaysia memiliki aturan tersendiri dalam hal penyediaan jasa ride-hailing berbasis elektronik. Walau begitu, dirinya tetap membuka pintu masuknya Go-Jek karena itu bisa meningkatkan persaingan di sektor ride-hailing.
Baca juga: Go-Jek Mau Masuk Malaysia? |
Satu yang menarik untuk ditunggu adalah, layanan apa yang bakal dibawa Go-Jek untuk pertama kalinya di Malaysia. Pasalnya, seperti di Singapura, pemerintah Negeri Jiran tidak mengizinkan operasional ride hailing untuk roda dua.
Tahun lalu, Loke sempat mengatakan bahwa Malaysia belum siap untuk memberlakukannya. Hal ini lantaran potensi peningkatan jumlah kendaraan roda dua bisa memicu pertumbuhan kecelakaan yang dianggapnya sudah sangat tinggi di negaranya.
Bisa jadi, seperti di Negeri Singa, Go-Jek akan memberikan jalan terlebih dahulu bagi layanan ride-hailing roda empatnya untuk masuk ke Malaysia. Setelahnya, mungkin, baru lah layanan pesan-antar makanan dan antar-kirim barang menyusul.
(mon/krs)