Ada 'ganjalan' pada cara kerja tim sosial media dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Di dunia maya tim Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memang dianggap lebih terstruktur namun kurang percaya diri.
Sementara tim pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla yang berbasis relawan justru dianggap tak terstruktur.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Pakar Marketing dan Sosial Media Yuswo Hady menyebut tim Jokowi-JK berani mengambil risiko dengana melakukan pendekatan ke akar rumput. Tim Prabowo memilih mengontrol tim sosmednya karena kurang percaya diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Direktur Indeks Digital Jimmi Kembaren melihat bahwa metode yang dibawa oleh kedua kubu tidak jauh berbeda. Kubu Prabowo-Hatta pasti juga disokong relawan dan kubu Jokowi-JK tetap dikoordinir.
"Tapi kalau di Jokowi-JK, misalkan ada kesalahan ya bisa dikatakan kalau itu relawan. Kalau tim Prabowo-Hatta kan tim resmi, jadi bisa kena," ujar Jimmi.
Hal ini ditanggapi oleh anggota tim sosmed Prabowo-Hatta, Noudhy Valdryno. Menurutnya, itu tanggung jawab yang memang harus dipegang oleh tim digital yang resmi ada di Tim Pemenangan Prabowo-Hatta.
"Konten yang dipost tim resmi adalah konten matang matang dibahas di parpol koalisi jadi kalau salah kena kita. Kita harus tanggung jawab dengan atmosfer politik di Indonesia. Kalau ada kesalahan harus berani tanggung jawab bukan tutup akun," ucap Ryno.
(imk/yud)