Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
XL Mundur dari Palapa Ring

XL Mundur dari Palapa Ring


- detikInet

Jakarta - PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) akhirnya mundur dari konsorsium Palapa Ring. Kabar mengejutkan ini datang dari Dirjen Postel Depkominfo, Basuki Yusuf Iskandar.

"XL mundur," ungkapnya kepada detikINET saat berkunjung ke desa Ranupani, Lumajang, Jawa Timur, baru baru ini.

Dengan mundurnya XL, praktis anggota konsorsium yang tersisa tinggal tiga perusahaan saja. Yakni, PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT Bakrie Telecom Tbk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka masih komitmen, dan saya tetap optimistis," kata Basuki coba meyakinkan megaproyek pembangunan infrastruktur telekomunikasi berbasis serat optik di kawasan Indonesia timur (KTI) itu masih berjalan.

Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi, ketika dikonfirmasi tak menampik kabar itu. "Kami sebenarnya tetap ingin ikut Palapa Ring. Namun mengingat kondisi keuangan, XL tidak memungkinkan ikut tahun ini," jelasnya kepada detikINET, Jumat (22/5/2009).

"Kami telah memohon pemerintah agar pelaksanaannya disesuaikan setelah kondisi XL membaik. Sebagaimana dimaklumi, bahwa dana yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sangat besar," lanjutnya menjelaskan, kemunduran XL dalam konsorsium hanya sementara waktu saja.

"Mudah-mudahan keuangan XL bisa secepatnya membaik," harap Hasnul tanpa bisa memastikan.
Β 
Palapa Ring sendiri merupakan megaproyek membangun tulang punggung (backbone) serat optik internasional yang terdiri dari 7 cincin (ring) melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten di KTI.
Β 
Proyek yang semula membutuhkan biaya sekitar US$ 225 juta itu terdiri dari 35.280 kilometer serat optik bawah laut (submarine cable) dan 21.708 kilometer serat optik bawah tanah (inland cable).

Setiap cincin nantinya akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu titik ke titik lainnya di setiap kabupaten. Akses tersebut akan mendukung jaringan serat optik pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 Gbps hingga 1.000 Gbps di daerah tersebut.

Awalnya proyek tersebut akan dibangun enam perusahaan yang tergabung dalam suatu konsorsium. Keenam perusahaan itu adalah PT Bakrie Telecom, PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Indosat Tbk, PT Infokom Elektrindo (termasuk PT Mobile-8 Telecom Tbk), PT Powertek Utama Internusa (representasi Linbrooke Worldwide Ltd), dan porsi terbesar PT Telkom.

Namun, Infokom Elektrindo dan Powertek Utama Internusa mengundurkan diri sehingga menyisakan empat operator telekomunikasi yang mengerjakan proyek tersebut. Mundurnya dua perusahaan itu menjadikan nilai proyek berkurang menjadi US$ 180 juta. Terakhir, datangnya krisis ekonomi membuat nilai proyek kembali terdepresiasi menjadi US$ 150 juta karena melemahnya nilai tukar rupiah.

Dengan mundurnya XL, bisa dipastikan investasi yang mampu disediakan tiga perusahaan konsorsium yang tersisa hanya sekitar US$ 120 juta, dengan komposisi terbesar masih dari Telkom. (rou/faw)





LIVE