Daftar Isi
Tragedi kebakaran gedung Terra Drone di Kemayoran pada 9 Desember 2025 menjadi peringatan keras bagi dunia perkantoran di Indonesia. Ledakan baterai litium-ion di lantai dasar memicu api besar yang menyebar cepat, menewaskan 22 orang dan membuat proses evakuasi hampir mustahil karena asap pekat serta jalur keluar yang terbatas.
Insiden ini menyoroti satu fakta penting: baterai lithium yang salah penanganan dapat berubah menjadi ancaman mematikan. Di kantor yang menyimpan banyak perangkat seperti laptop, drone, e-bike, hingga UPS mini, risiko kebakaran meningkat bila tidak ada prosedur penyimpanan dan pengisian yang benar.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut panduan cara aman menyimpan dan mengisi daya baterai lithium di perkantoran, berdasarkan rekomendasi ahli keselamatan dan standar industri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Simpan di Lokasi Khusus yang Aman
Baterai litium wajib disimpan di ruangan:
- Kering, sejuk, dan berventilasi baik, ideal di suhu 10β35Β°C.
- Jauh dari paparan sinar matahari langsung atau sumber panas.
- Tidak dekat bahan mudah terbakar seperti kertas, kardus, atau kain.
Perusahaan sangat dianjurkan menyediakan ruang penyimpanan khusus dengan kontainer tahan api atau insulated storage. Ruangan ini sebaiknya berada jauh dari area kerja utama untuk meminimalkan risiko jika terjadi ledakan.
2. Isi Daya pada Level yang Tepat Sebelum Disimpan
Untuk penyimpanan jangka panjang:
- Isi baterai pada 40β60% untuk menjaga stabilitas kimia.
- Jangan disimpan dalam kondisi kosong atau penuh 100%.
- Periksa kondisi baterai setiap 3β6 bulan, lalu isi ulang jika diperlukan.
Kebiasaan sederhana ini dapat mencegah overdischarge yang merusak sel baterai dan meningkatkan risiko thermal runaway.
3. Gunakan Charger Asli dan Area Charging Khusus
Pengisian daya adalah momen paling rawan kebakaran. Pastikan kantor menerapkan aturan berikut:
- Gunakan charger asli atau yang tersertifikasi sesuai spesifikasi pabrikan.
- Lakukan pengisian di area khusus dengan ventilasi baik dan jauh dari material mudah terbakar.
- Jangan mengisi daya semalaman tanpa pengawasan.
- Lepaskan baterai dari perangkat jika tidak digunakan dalam waktu lama.
Penggunaan charger murah atau tidak standar sering menjadi pemicu arus pendek dan overheating.
4. Lindungi Baterai dari Kerusakan Fisik
Baterai litium sangat sensitif terhadap:
- Benturan
- Tusukan
- Cairan
- Suhu ekstrem
Di lingkungan kantor, terapkan prosedur penanganan seperti menggunakan sarung tangan, memastikan baterai tidak terjatuh, serta menyimpan baterai cadangan dalam wadah khusus.
Perkantoran juga wajib menyediakan APAR khusus baterai lithium seperti dry chemical atau CO2 karena air justru dapat memperburuk kebakaran yang berasal dari reaksi kimia internal baterai.
5. Latih Karyawan dan Siapkan Protokol Darurat
Kesalahan manusia sering menjadi pemicu terbesar insiden. Karena itu:
- Edukasi seluruh karyawan mengenai tanda baterai rusak: menggembung, mengeluarkan panas berlebih, berbau kimia, atau berubah bentuk.
- Lakukan sosialisasi jalur evakuasi dan latihan rutin.
- Sediakan alat keselamatan seperti selimut tahan api, detektor asap, hingga alarm otomatis di ruang penyimpanan baterai.
Dalam insiden Terra Drone, asap tebal dari baterai litium membuat evakuasi sangat sulit, menegaskan bahwa sistem keselamatan harus dipersiapkan sebelum bencana terjadi.
(afr/afr)