Telkom menata kembali portofolio bisnis yang akan dijalankan perusahaan dalam lima tahun ke depan. Ada empat fokus yang bakal digenjot agar menjawab tantangan dan layanan yang relevan.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur IT Digital Faizal Rochmad Djoemadi dalam penuturannya di media update "Penguatan Product Hero Digital & B2B Telkom di Market".
Pertama, Business to Consumer (B2C) akan membidik konsumen ritel, personal, hingga rumah tangga. Kedua, Business to Business (B2B) Infrastruktur, yang menyasar operator telekomunikasi lain yang banyak memakai infrastruktur perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga, B2B ICT, fokus ke pelanggan korporasi dengan solusi teknologi seperti konektivitas, platform, layanan digital, dan ICT terintegrasi. Dan keempat, Bisnis Internasional, bakal menggarap pasar global dengan konsep komunikasi tanpa batas.
"Tidak bisa dihindari bahwa kalau kita mengatakan digital telco, di mana itu ada our true node menjadi telco digital company, maka borderless kan, tidak ada lagi komunikasi nasional dan internasional itu nggak ada, itu jadinya global. Kalau bicara digital telco, otomatis coverage kita harus global," ujar Faizal, Kamis (14/8/2025).
Khusus di B2B ICT, Telkom membidik sekitar 12 sektor industri vertikal seperti tambang, konstruksi, kesehatan, perbankan, asuransi, pendidikan, hingga logistik. Disampaikannya, tiap sektor bakal diberi solusi unik sesuai kebutuhannya.
"Yang secara vertikal atau segmen customer vertical itu harus punya solusi yang unik dan yang kustomisasi untuk mereka," jelasnya.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat posisi perusahaan sebagai digital telco company yang tak hanya jago di dalam negeri, tapi juga siap bertarung di pasar internasional.
Dalam laporan Keuangan Telkom pada kuartal kedua 2025, perusahaan plat merah ini membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 73 triliun. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi tercatat sebesar Rp36,1 triliun dengan margin EBITDA pada 49,5%. Sementara itu, perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp11,0 triliun dengan margin laba bersih pada 15%.
Bisnis Data, Internet, dan IT Services masih menjadi kontributor utama bagi total pendapatan perseroan, sebesar Rp42,5 triliun. Pendapatan dari lini bisnis Network dan Layanan Telekomunikasi lainnya meningkat sebesar 9,8% YoY menjadi Rp7,5 triliun, didorong oleh bisnis solusi pembayaran (payment solutions), jaringan (network), dan satelit.
Lini bisnis interkoneksi juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,4% YoY menjadi Rp5,0 triliun, terutama dikarenakan peningkatan trafik pada segmen international wholesale voice.
(agt/rns)