Di Madura, jaringan 2G masih banyak digunakan untuk teleponan. XL Axiata mengaku butuh upaya untuk mendorong adaptasi VoLTE. Menurut data XL Axiata, baru 48,8% handset di Madura yang memiliki kemampuan VoLTE.
Saat Media Update Madura di Pamekasan, Madura, beberapa waktu lalu, Direktur & Chief Teknologi Officer XL Axiata I Gede Darmayusa mengatakan XL Axiata berupaya untuk perlahan-lahan mematikan 2G dengan melakukan sejumlah cara.
"PR kita untuk maintain 2G, 3G, dan 4G. Ingat, 5G akan masuk maka sebelum 5G menjadi fokus, ada cost yang harus kita kurangi," ujar Gede.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Khusus Madura dan Lombok, banyak traditional market XL yang sudah lama. Yang bisa kita lakukan adalah kalau mereka ganti SIM harus USIM karena kalau nggak USIM nggak bisa 4G," lanjutnya.
Di kesempatan yang sama, Group Head XL Axiata East Region Dodik Ariyanto mengamini bahwa diperlukan peralihan penggunaan ke USIM. Selain itu, dia menambahkan bahwa butuh waktu secara alami untuk membuat pelanggan perlahan membeli perangkat handset yang sudah bisa 4G dan VoLTE.
"Mengganti VoLTE tidak gampang, butuh cost. Tapi tahun lalu Madura itu panen tembakau Rp 30.000 (per kilo), tahun ini tembus Rp 100.000. Artinya kemampuan daya beli masyarakat meningkat. Dan alhamdulillah toko HP saat ini 70-80% sudah ready to VoLTE. Pelanggan pun pasti milihnya yang baru. Mereka mungkin nggak tahu VoLTE tapi mereka melihat HP-nya oke buat mereka," kata Dodik.
Yang menggembirakan, telepon menggunakan VoLTE seperti telepon WhatsApp mengalami peningkatan. Adapun data aplikasi dengan traffic tertinggi di Madura adalah WhatsApp (28%).
"VoLTE naik terus pelanggannya, 2G pelan-pelan bakal turun juga karena mulai beralih. WhatsApp grow-nya tinggi sekali," tandasnya.
(ask/fay)