Kolom Telematika (1)
Lalu Lintas Data dan Suara di Ajang PD 2006
Senin, 10 Jul 2006 15:01 WIB

Bielefeld - Lalu lintas data dan suara di acara Piala Dunia 2006 ini tidaklah main-main. Sistem TI yang dibangun harus dapat mengakomodasi 150.000 pengguna yang terdiri dari staf, press, panitia, dan lain sebagainya. Sementara itu dari sisi media terjadi penyajian real time media untuk komentator dan penonton. Apalagi ditambah makin beragamnya cara menyaksikan serta informasi yang diberikan serta perangkat penikmat yang berbeda. Dari TV HDTV, DVB, hingga ke smart phone. Begitu juga penyaluran baik melalui TV, Radio, streaming, clip dan lain sebagainya. Akses wireless juga disediakan di stadion pertandingan. Selama penyelenggaraan World Cup ini, diprediksikan sekitar 15 Terabyte data dan suara yang ditangani. Untuk itu konvergensi layanan menjadi tidak bisa dihindari oleh panitia Piala Dunia 2006 ini.Media penyajian liputan juga sangat beragam pada acara Piala Dunia ini. Di samping beragam sajian radio dan TV termasuk kualitas HDTV, terdapat juga penyajian melalui media lain. Misal BBC menyajikan streaming melalui layanan broadband. Di samping itu T-Mobile melalukan streaming melalui tkenologi 3G, begitu jugauji oba DVB-T oleh Deutsche Telekom. Sedangkan ESPN akan menyajikan hasil pertandingan, statistik. Verizon, dan sebagainya akan menyediakan klip on demand yang dapat diakses melalui salurannya. Univison akan menyediakan materi seperti video klip.Nokia juga menyediakan aplikasi khusus yang dapat digunakan di HP yang memiliki Java, Aplikasi ini akan dapat memonitor pertanidingan secara real time, misal informasi statistik dan hasil pertandingan. Yahoo juga menyediakan clip dan hasil pertandingan. Untuk mendukung beragam kontent tersebut Pusat broadcasting menjadi berbeda juga. Karena akan terjadi konvergensi beragam jenis data.Pusat broadcasting yang digunakan untuk piala dunia ini disiapkan sangat serius. Mengambil tempat di Munich, menempati tanah 30.000 meter kuadrat. Dikelola oleh Media&Broadcast yang merupakan bagian dari Deutsche Telekom Group. Pusat ini disebut International Broadcast Center (IBC). Sarana ini akan melayani sekitar 15.000 jurnalis dari 210 negara. Setiap workstation buat jurnalis tentu telah dilengkapi dengan akses Internet dan akses Wireless. Di salah satu lokasi di IBC ini disediakan layar lebar dengan High Definition Digital Cinema, agar para jurnalis dapat melihat pertandingan secara live. Layar lebar seukuran 16x9 dengan dilengkapi suara surround. Di lokasi IBC ini juga bertempat berbagai reporter radio dari berbagai negara. Untuk reporter radio ini mereka bekerja dengan pintu terbuka, sehingga bisa menciptaka efek ramai seperti di lapangan. Paling banyak adalah kontingen reporter radio dari Brazil.Piala Dunia 2006 ini diselenggarakan di 12 stadion di 12 kota yang terpisah. Di setiap stadion akan terpasang sekitar 25 kamera digital di berbagai sudut. Penanganan siaran dilakukan oleh Host Broadcast Services (HBS), organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan materi untuk TV dan radio untuk meliput acara olah raga. HBS memiliki staf sekitar 2000 orang untuk memproduksi acara di 12 stadion. HBS memberikan dukungan 12 Technical Operation Center (TOC) yang berlokasi di tiap stadion. Hasil kamera ini melalui jaringan serat optik berkecepatan 480 GBps akan dikumpulkan ke IBC ini dalam ruangan yang disebut Master Control Room (MCR).MCR ini mirip stasiun pengendali peluncuran satelit. Karena tempat ini adalah pusat dari semua sinyal dari tiap stadion, maka dilengkapi dengan layar lebar untuk mempermudah memonitor sinyal tersebut. Setiap sinyal dan hasil tiap kamera di tiap stadion dapat dimonitor di ruangan ini oleh petugas. Tentu saja tingkat sekuriti dan keselamatan di ruangan ini sangat tinggi. Hanya 20 orang saja yang boleh memasuki ruang server ini. Ruangan di pusat kendali ini sekitar 17-19 derajat Celcius untuk menjaga agar peralatatan tidak rusak dan memiliki kandungan oksigen 15% untuk mencegah kebakaran.Setelah dari ruangan MCR ini maka sinyal kamera dan siaran akan dikirim ke berbagai penjuru dunia, termasuk melalui antena satelit yang seperti jamur di atas gedung IBC tersebut. Antena satelit menempati ruangan sekitar 4000 kuadrat meter yang disebut SatFarm. Lebih dari 15 satelit dapat dicapai dari IBC Sat Farm ini termasuk PanAmSat, dan digunakan unutk menyebarkan ke 210 negara. Siaran yang disajikan juga sudah mendukung siaran dengan kualitas HDTV. Beberapa kanal seperti ESPN2, Premier (Jerman), TPS (Prancis), Sky Italia, Canal Digital (Skandinavia) dan BBC akan menyiarkan siaran dalam kualitas HDTV. PanAmSat menggunakan 40 jalur di 9 satelitnya, PAS-1R, PAS-2, PAS-3R, PAS-4, PAS-8, PAS-9, dan PAS-12, Galaxy 3C, dan Galaxy 3R untuk memberikan acara dalam kualitas biasa dan HDTV. GlobeCast akan menyediakan layanan HDTV menggunakan Eutelsat Eurobird 3. Singapore StarHub juga menyediakan hal ini.Di samping gedung MCR itu, ada gedung lainnya yang merupakan studio-studio dari berbagai kanal TV dunia. Studio terbesar dimiliki oleh stasin Televisa dari Mexico. Berbagai negara menyewa fasilitas ini seperti BBC, Rai TV dari Italia, ARD, CCTV dari China, Dentsu dari Jepang dan lain sebagainya.Keterangan Foto: I Made Wiryana, Fotografer: rou/inet (atas); Master Control Room, Sumber: Deutsche Telekom (tengah); Para jurnalis sibuk bekerja, Sumber: Avaya (bawah). *) Penulis, I Made Wiryana adalah dosen Universitas Gunadarma dan sorang mahasiswa yang saat ini sedang mengambil gelar doktoral jurusan Computer Science di Universitas Bielefeld, Jerman. Made juga sering disebut sebagai aktivis Linux Indonesia.
(annisa/)