.webp)
Proyektor bintang optik di tengah teater bekerja dengan sistem lensa berlubang presisi untuk memproyeksikan ribuan bintang sesuai posisi aslinya di langit.
Pertunjukan memperlihatkan pergerakan benda langit terbit, terbenam, dan perubahan musim berdasarkan perhitungan astronomi, bukan rekaman video.
Pengunjung memadati area masuk Planetarium Taman Ismail Marzuki pada 25 Desember 2025, hari pembukaan kembali fasilitas edukasi astronomi ini setelah revitalisasi untuk pengunjung.
Pengunjung diharuskan menunjukkan tiket elektronik yang dibeli secara daring melalui kanal resmi pengelola TIM, seiring sistem masuk Planetarium Jakarta yang kini berbasis reservasi online pasca dibuka kembali pada 25 Desember 2025.
Citra galaksi ditampilkan melalui sistem proyeksi fulldome, yang menyebarkan gambar ke seluruh permukaan kubah agar penonton merasa berada di bawah langit terbuka.
Permukaan kubah dirancang berwarna netral dan tanpa sudut tajam agar cahaya terdistribusi merata dan distorsi visual dapat diminimalkan.
Pengunjung diarahkan ke Teater Bintang, ruang berkubah hemisferis yang berfungsi sebagai layar raksasa untuk memproyeksikan langit malam. Penunjuk Teater Bintang menandai akses menuju ruang utama, bagian dari sistem alur pengunjung yang diperbarui pasca revitalisasi planetarium.
Terlihat seorang ibu sedang memotret anaknya didepan background Aktivasi Planetarium Jakarta sebelum memasuki ruangan.
Proyektor digital ditempatkan di sekeliling kubah untuk menampilkan animasi planet, gerak orbit, hingga fenomena kosmik yang tak terlihat mata telanjang.
