Telkom mengungkapkan investasi yang dikucurkan anak usahanya, Telkomsel ke kantong PT GoTo Gojek Tokopedia (GoTo) tidak semata-mata hanya mempertimbangkan aspek capital gain/loss.
Sebagai informasi, Telkomsel pertama kali menyuntik Gojek sebesar USD 150 juta pada November 2020. Kemudian kembali menggelontorkan USD 300 juta.
Disampaikan Senior Vice President, Corporate Communication & Investor Telkom, Ahmad Reza, mengenai investasi Telkomsel di Gojek, valuasi perusahaan bisa naik dan turun sesuai dengan kondisi capital market. Misalnya tahun lalu, kami mencatatkan unrealized gain atas investasi GoTo sebesar Rp 2,5 T.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun investasi Telkomsel di GoTo tidak semata-mata hanya mempertimbangkan aspek capital gain/loss, melainkan aspek yang lebih besar luas lagi, yaitu sinergi upaya membangun ekosistem digital yang lebih besar," tutur Reza dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/5/2022).
Lebih lanjut, Reza mengatakan bahwa kolaborasi tersebut diciptakan bersama bersifat strategis, di mana saat ini pihaknya menghadirkan program khusus untuk mitra Gojek, easy onboarding merchant Mitra Gojek menjadi reseller Telkomsel, akses mudah untuk reseller melalui GoShop, dan fitur keamaman seperti number masking.
Adapun, merger Gojek-Tokopedia semakin memperkuat investasi Telkomsel di Gojek untuk menjadi solusi digital yang lengkap dengan nilai sinergi value yang cukup tinggi. Misalnya, Telkomsel memberikan solusi kepada pengemudi dan merchant Gojek untuk meningkatkan engagement melalui penggunaan layanan digital connectivity dan platform advertising Telkomsel.
"Dengan adanya program sinergi ini, kami berharap akan tercipta nilai tambah (value creation) yang berkelanjutan baik bagi Telkom, GoTo dan Indonesia di masa depan," ungkap Reza.
![]() |
Sementara itu, Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan suntikan modal terhadap Gojek merupakan bagian dari strategi digitalisasi yang semakin gencar dilakukan anak-anak usaha Telkom
"Kalau kita lihat imbas positif, tentu tergantung strategi dan target aksi tersebut. Apakah transaksi itu hanya untuk portofolio, atau ada yang ingin dicapai Telkomsel? Misalnya mendapatkan pelanggan baru dari mitra-mitra Gojek yang menggunakan Simpati atau kartu Halo, ini bisa jadi sasaran," ujar Reza.
Pada akhir 2019 lalu jumlah mitra Gojek tercatat sebanyak 1,8 juta orang terdiri dari 600 ribu pengemudi GoCar dan 1,2 juta orang pengemudi Goride. Tambahan modal dari Telkomsel tersebut menurut Reza tentunya bisa digunakan untuk melakukan ekspansi layanan sehingga memberikan dampak positif bagi Telkomsel.
"Sementara bagi Telkom, kontribusi Telkomsel ini merupakan penyumbang konsolidasi paling besar. Sehingga harapannya dengan adanya tambahan pelanggan baru dari Gojek maka diharapkan pendapatan layanan dan konsolidasi akan berdampak positif," tambahnya.
Halaman selanjutnya: Strategi digitalisasi >>>
Simak Video "Video: Grab dan Danantara Buka Suara soal Isu Investasi ke GOTO"
[Gambas:Video 20detik]