Jakarta -
Teknologi seluler generasi ketiga alias 3G tengah dihadapi akhir hayatnya di Indonesia. Masyarakat sudah siap-siap merasakan internet cepat?
Rencana 3G Dimatikan
Wacana penghapusan 3G sebetulnya sudah santer terdengar seiring dengan kehadiran 4G di era Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara. Tetapi, hal itu hanya sebatas angin lalu.
Kemudian, rencana sinyal 3G dimatikan kembali mencuat ketika Menkominfo Johnny G. Plate memaparkan Retrospeksi 2022 dan Outlook 2022 Kementerian Kominfo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Johnny meminta agar operator seluler menghapus layanan 3G di layanan mereka. Nantinya, operator seluler fokus pada pengembangan 4G di Indonesia yang masih merata.
"Sinyal 4G ini jadi tulang punggung komunikasi nasional kita. Saya juga sudah minta kepada operator seluler untuk fade out 3G," ujar Menkominfo dalam webinar Retropeksi 2021 dan Outlook 2022 Kementerian Kominfo, Selasa (28/12/2021).
Sebanyak 83.218 desa/kelurahan belum tersedia sinyal 4G. Pekerjaan rumah itu yang terus dikejar oleh Kominfo dengan bekerjasama dengan operator seluler.
"Kenapa 3G yang di-fade out, bukan 2G? Karena memang beda penggunanya. Kalau 2G itu komunikasi suara, sedangkan 3G itu komunikasi data," jelasnya.
Johnny mengatakan bahwa 3G menawarkan layanan internet, tetapi koneksinya lebih lambat dibandingkan dengan 4G. Fakta ini yang menjadi alasan agar operator seluler menghapus layanan 3G secara bertahap.
"3G ini komunikasi data yang lambat, pesaingnya itu 4G yang lebih cepat. Saya sudah minta (ke operator seluler) agar secara bertahap fade out 3G dan digantikan dengan 4G," ungkap Menkominfo.
Syarat 3G Dimatikan
Kominfo masih melakukan pengkajian mendalam terkait mematikan layanan 3G di suatu daerah.
Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi mengatakan, ada dua pertimbangan apabila di daerah tersebut sinyal 3G dimatikan.
"Menjadi pertimbangan kita setidaknya ada dua hal. Pertama, adalah kita memastikan wilayah-wilayah layanan telekomunikasi itu sudah teraliri akses internet 4G, baru kita kemudian melakukan penghapusan 3G," kata Dedy.
"Kedua, pertimbangan berikut yaitu kepentingan masyarakat umum, jangan sampai dirugikan. Kita harus menetapkan mekanisme yang tidak merugikan pengguna layanan seluler," tuturnya.
Halaman berikutnya alasan 3G bukan 2G yang dimatikan dan kesiapan penghapusan 3G di Indonesia
3G Sudah Jadul
Pengamat telekomunikasi dari IndoTelko Forum Doni Ismanto menilai penghapusan layanan 3G sudah seharusnya dilakukan dan dinilai sudah usang teknologinya.
"(Penghapusan layanan 3G) tepat sekali, karena teknologi 3G kan sudah ketinggalan," ujar Doni.
Doni menjelaskan dari segi investasi, operator seluler akan kewalahan dalam memelihara layanan 3G, di mana pengembangan 4G sedang gencar dilakukan ke berbagai daerah Indonesia.
Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro ITB, Ian Josef Matheus Edward mengungkapkan bahwa dari sisi teknologi, 3G sudah dinilai mahal bagi operator dan masyarakat.
"Memang sudah seharusnya dilakukan, karena secara teknologi menjadi mahal bagi operator dan masyarakat," ujar Ian kepada detikINET.
"Untuk masyarakat 4G yang memiliki teknologi MIMO dan OFDMA akan membuat kualitas layanan bit rate yang lebih baik dan biaya bandwidth frekuensi yang lebih murah. Return of Investment-nya juga seharusnya sudah tercapai untuk yang 3G bagi operator (teknologi CDMA)," tutur Ian.
Apalagi berbicara kecepatan internet 3G ini lebih lambat dari 4G. Di sisi lain, Indonesia juga sudah melakukan penggelaran 5G yang dilakukan Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata.
Kenapa 3G, Bukan 2G yang Dimatikan?
Seiring dengan penggelaran 4G dan mulai diperkenalkannya 5G di Indonesia. Kebutuhan akses internet cepat sudah semakin dibutuhkan masyarakat seiring dengan aktivitas akibat pandemi, yang prosesnya serba digital.
Menurut Menkominfo, layanan 2G sampai saat ini masih dibutuhkan masyarakat, khususnya untuk keperluan telepon.
"2G masih dipertahankan karena itu layanan suara yang masih dibutuhkan masyarakat. Namun, untuk video dan gambar, layanan 3G akan jauh lebih lambat dibandingkan 4G," ujar Johnny.
Layanan data yang menggunakan jaringan 3G akan semakin lemot, apabila penggelaran teknologi seluler paling anyar sudah kian masif, seperti keberadaan 5G.
"Dengan adanya 5G, 3G akan semakin sangat lambat. Jadi, masyarakat perlu mendapatkan layanan yang lebih baik dari 3G," ungkap Johnny.
Kesiapan Operator Matikan 3G
Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooreodo Hutchison yang memiliki layanan 3G, siap menghapus jaringan 3G secara bertahap. Sedangkan Smartfren, operator tersebut saat ini sudah seluruhnya menggunakan jaringan 4G.
"Tahun ini, Telkomsel akan melakukan percepatan upgrade layanan jaringan 3G ke 4G/LTE sebagai kelanjutan komitmen kami selaku leading digital telecommunication company," kata Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam.
Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini menjelaskan bahwa proses transisi peralihan pengguna 3G seluruhnya pindah ke 4G dibutuhkan setidaknya satu tahun.
"Memang teknologi berkembang sangat cepat. Ada 2G, 3G, 4G, dan 5G. Kalau kita sebagai operator seluler harus mengoperasikan keempat teknologi tersebut, tentu itu akan memberikan tambahan beban operasional dan juga investasi perusahaan," ungkapnya.
SVP-Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang mengatakan perusahaan berkomitmen untuk terus menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia.
"Kami akan melanjutkan strategi untuk menghadirkan layanan 4G dengan jaringan berkualitas video yang lebih baik untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia," pungkas Steve.