Indonesia masih berjuang untuk memangkas kesenjangan koneksi 4G. Ketersediaan sinyal 4G paling tinggi ada di Jakarta yang disamai oleh Bali dan Kepulauan Riau.
Berdasarkan temuan Alliance for Affordable Internet (A4AI), sebuah organisasi internasional yang mendukung internet universal dan terjangkau, merilis laporan singkat membahas tentang kecepatan koneksi dan ketersediaan jaringan 4G di Indonesia.
Laporan yang memakai data dikumpulkan OpenSignal tersebut untuk menguji berapa lama pengguna smartphone memiliki sinyal 4G yang dapat mereka gunakan di ponsel mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun data yang disediakan oleh Opensignal telah memungkinkan A4AI untuk memberikan gambaran seberapa pentingnya konektivitas dengan data.
Hasil temuannya menunjukkan bahwa Jakarta (94,4) jadi provinsi yang paling tinggi di Indonesia akan ketersediaan sinyal 4G. Kemudian Bali (93.3) dan Kepualuan Riau (93) sebagai provinsi teratas dengan ketersediaan 4G paling tinggi antara kurun waktu Januari-Maret 2021.
Sedangkan, tiga provinsi paling rendah ada sinyal 4G itu ada di Kalimantan Tengah (79,8), Kalimantan Barat (81.7), dan Sulawesi Barat (84).
Dalam laporan ini juga diketahui kalau pengalaman gaming masih terendah di semua wilayah dibandingkan dengan pengalaman video dan suara.
A4AI juga menyebutkan pada 2020, Indonesia berada di urutan 14 dengan nilai 69 dari 100 dalamAffordability Drivers Index(ADI). Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia (86/100, urutan 1), dan Thailand (77/100, urutan 6).
Baca juga: Hanya Ada Satu Kata: Koneksi! |
"Laporan singkat ini serta data Opensignal yang dipakai menekankan pentingnya investasi yang inklusif dalam akses 4G di seluruh dunia. Ini juga memberikan kesempatan bagi kita untuk membuat standar baru dalam mengukur kemajuan aksesibilitas dan keterjangkauan di beberapa tahun kedepan," ujar Teddy Woodhouse, Research manager for Access and Affordability A4AI dalam siaran persnya, Senin (6/9/2021).
Secara umum, Indonesia memiliki jangkauan jaringan 4G yang luas. Namun kesenjangan muncul di berbagai bagian negara, terutama dalam cakupan dan ketersediaan. Hal itu diukur melalui seberapa lama pengguna menghabiskan waktu memakai sinyal 4G.
Kesenjangan dalam ketersediaan 4G berdampak pada kecepatan rata-rata koneksi. Untuk mengembangkan ekonomi digital, maka Indonesia perlu infrastruktur seluler yang baik demi menyediakan konektivitas berkualitas tinggi dan juga andal untuk masyarakatnya.
Untuk mendorong kemajuan koneksi di Indonesia bisa dimulai dengan memperbarui Rencana Pitalebar Indonesia yang baru.
A4AI menjelaskan bahwa pemangku kebijakan bisa terus memajukan pengembangan Universal Access and Service Funds (USAF) dan proyek akses publik, serta tingkatkan transparansi dalam regulasi sektor tersebut. Terdapat potensi yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan skornya dan untuk mencapai konektivitas yang luas, terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Dengan menganalisis pengalaman seluler masyarakat Indonesia, A4AI telah menunjukkan perlunya pembuat kebijakan dan operator seluler untuk mengambil pendekatan berbasis bukti yang mampu menjelaskan lebih jauh makna dari konektivitas," tutur Head of Regulatory OpenSignal, Ceri Howes.
(agt/fay)